Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
SAJAK-SAJAKNYA tersusun atas repetisi garis, diksinya ialah kelindan bayang dan cahaya. Karat, jejak manusia, potongan tubuh, dan lukisan bunga ialah antologi puisi-puisi visualnya.
Sejak kecil, keinginannya memang menjadi seniman. Berkat pengaruh teman sekelasnya yang gemar melukis, ia sempat menjajal seni lukis dan menyelami desain grafis. Namun, rumah baginya ialah fotografi.
Nico Dharmajungen, seperti mitos dalam fotografi. Ia dikenal luas dengan foto komersialnya, tetapi juga kuat dengan fine art-nya. Mungkin, ia salah satu dari sekian kelangkaan fotografer yang mampu membaurkan nilai ekonomi foto, juga nilai kekaryaan.
Bunga-bunga berwarna merah, kuning tampak seperti goresan kuas di atas kanvas. Memunculkan dimensi lain dari suatu karya foto. Nico seperti genuine yang menciptakan karakter dan tak bisa dijiplak.
Saat ditemui Media Indonesia di Galeri Paramata, Tebet, Jaksel, belum lama ini, pria dengan seluruh rambut telah beruban dan dicepol itu tampak antusias menunjukkan hampir 200 fotonya yang jarang ia publikasikan.
Tumbuh dan dewasa di Eropa, membuat Nico kental dengan cita rasa Barat, terlebih Jerman. Ia hidup semasa ‘golden era’ selama tiga dekade. Di Jerman, ia menempuh pendidikan lukis setelah seleksi ketat. Nico bersama sembilan orang lainnya terpilih dari 120 pendaftar dan diterima menjadi mahasiswa The Hochschule fur bildende Kunste Hamburg.
“Di kelas itu banyak yang karyanya yang gila-gilaan. Kalau aku jadi pelukis, ya paling hanya jadi salah satunya. Kemudian, karena istri pertamaku saat di Jerman bekerja sebagai make-up artist dan bekerja sama dengan fotografer, di situlah perjumpaanku dengan foto,” kenang Nico saat menceritakan kembali awal mula ketertarikannya pada foto hingga berguru pada Alan Ginsburg, fotografer Amerika yang merantau ke Jerman.
Selama hampir lima tahun, Nico tekun menjadi asisten Ginsburg dan pada suatu waktu ia pun mulai bekerja sendiri. Setahun pertama, hampir membuatnya putus asa karena sepinya tawaran foto. “Kemudian aku dapat kerjaan dari teman. Malamnya saat aku pulang, berasa, udah Nic foto emang untuk elo,” akunya saat ditemui di rumahnya di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin, (3/9).
Menurut Nico, dalam menggarap suatu karya diperlukan keutuhan trisula antara konsep, arti, dan konteks. Selain itu, ia berpesan sebagai fotografer juga harus banyak membaca. “Karya seni kalau ada jiwa, bakal bertahan lama,” pungkasnya. (*/M-4)
----------------------------
Nama:
Nico Dharmajungen
Tempat, tanggal lahir:
Jakarta, 1948
Pendidikan:
The Hochschule fur bildende Kunste Hamburg
Prestasi :
Penghargaan Khusus Bidang Fotografi dalam kompetisi yang disponsori pusat informasi industri baja di Dusseldorf, Jerman, (1989).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved