Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Paduan Suara Seminari Mertoyudan Canis Choir Tampil di Jakarta

Rosmery Sihombing
11/6/2018 20:50
Paduan Suara Seminari Mertoyudan Canis Choir Tampil di Jakarta
Paduan Suara Seminari Mertoyudan Canis Choir Tampil di Usmar Ismail Hall, Jakarta, Senin (11/6)(MI/Rosmery Sihombing)

'KAMI  datang untuk bernyanyi dan bergembira, kami datang untuk bernyanyi dan bergembira bersama.' Itulah yang selalu dikatakan Rektor Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah Romo TB Gandhi SJ dalam sambutannya selama  Konser dan Aksi Panggilan Canis Choir, di Yogyakarta dan Jakarta. 

Paduan suara Seminari Menengah Mertoyudan itu tampil perdana di Auditorium Sanatha Dharma, Yogyakarta  Selasa (5/6), kemudian dalam mini konser di Gereja Katedral Jakarta Jumat (8/6) malam. Dan pada Senin (11/6) pagi serta malam, di Usmar Ismail Hall, Jakarta. 

Sebanyak 51 seminaris dengan conductor Jay Wijayanto dan Alex Henry Eko Prabowo memulai penampilannya dengan mendaraskan doa Laudes sambil berjalan menuju podium. Kostum jubah putih dan cokelat dengan penutup kepala sungguh membawa susana doa. 

Sesampainya di atas panggung, anggota paduan suara itupun membuka penutup kepala untuk memulai lagu kedua Exultate Iusti In Domino karya komposer Italia Lodovico Grossi da Viadana (1560-1627). Dua lagu tersebut tentu saja  mendapat sambutan hangat dari para pengunjung. Setelah itu ada lagu Cantate Domino Ave maria, Salve regina, Indonesia 
Pusaka, dan lainnya.

Selama dua jam Canis Choir membawakan  16 lagu yang bukan hanya lagu karya klasik barat, melainkan juga lagu daerah seperti, Sio Mama dari Maluku, lagu pop Jangan Menyerah karya D'Masiv dinyanyikan selama dua jam,dan lagu The Beatles The Long and Winding Road & I Will. 

"Ya, walaupun mereka calon imam tetapi juga harus bisa membayangkan bagaimana rasanya jatuh cinta lewat lagu tersebut," ujar sang conductor sekaligus pelatih. Jay Wijayanto, kemarin. 

Di akhir penampilannya, Canis Choir juga tampil bekolaborasi dengan anak-anak paduan suara The Indonesia Childres Choir (TICC). 

Aksi panggilan 

Selain konser, kelompok paduan suara para pria itu juga  bernyanyi dalam Misa di beberapa Gereja Katolik di Keuskupan Agung Jakarta, seperti di Santo Thomas Rasul, Bojong Indah, Santo Stefanus , Cilandak dan Santo  YohanesPenginjil , Blok B. 

Dalam tugas itu mereka juga sekaligus melakukan Aksi Panggilan kepada kaum muda untuk memperkenalkan profil Seminari Menengah Mertoyudan yang merupakan salah satu tempat persemaian tertua  (104 tahun), pendidikan untuk menjadi Imam di Gereja Katolik di tingkat Seminari Menengah (SMA) di bawah Keuskupan Agung Semarang. 

Mengapa harus Canis Choir yang melakukan konser. Ide pertama ini muncul dari gagasan para alumni Seminari yang ingin berbuat sesuatu bagi almamaternya ketika berkumpul pada reuni 100 tahun Seminari ini.

“Kami ingin berbuat sesuatu yang benar-benar dibutuhkan oleh seminari itu sendiri,” ujar Kris Daryadi, Ketua Pelaksana Konser, alumnus Seminari Mertoyudan angkatan 81.

Akhirnya timbul gagasan untuk melakukan konser sekaligus aksi panggilan di Jakarta sekaligus untuk melakukan penggalangan dana untuk pendidikan seminari. Koor bagi para calon pastor atau imam adalah sesuatu kegiatan yang biasa dan lumrah, karena memang dalam liturgi Katolik, menyanyi lagu gereja adalah suatu kewajiban yang tak terelakkan. 

Namun, sebagian alumni melihat kegiatan olah vkcal ini lama-kelamaan kurang mendapat porsi yang utama jika dibandingkan dengan kegiatan orkestra meski peralatan musik (piano, biola dll) sudah tua semua. Atas dasar itulah salah satu alumni 81 yang sangat concern dengan olah vokal iti Jay WIjayanto melakukan persiapan selama 7 bulan. 

“Saya harus memulainya daria wal lagi,” ujar Jay yang diberikan  51 seminaris oleh Romo Pamong untuk melakukan persiapan Canis Choir. "Jangan menduga 51 anggota choir ini sudah taken for granted, artinya sudah pandai bernyanyi dan paham dengan teknik vokal. Sebagian dari mereka malah ada yang belum membaca not angka dengan sempurna," tambah Jay. 

Akhirnya dengan dukungan dari staf Seminari, kelompok Canis Choir bisa percaya diri sebagai choir dengan format Tenor Bass (male choir) bukan Sopran Alto Tenor Bass seperti koor pada umumnya. 

Selain mendapatkan teknik vocal yang mumpuni, para anggota Canis Choir juga  mendapatkan nilai-nilai formation (nilai-nilai pembentukan karakter untuk kelompok) seperti etika dasar, sikap-sikap positif terhadap orang lain dan membangun kedisiplinan diri dan kesigapan dan mau bekerjasama dalam tim atau kelompok.

”Kami sangat senang karena kami mendapatkan pengetahuan dasar tentang kehidupan dari kelompok ini selain pengetahuan yang di dapat di dalam asrama,” ujar Valen salah satu anggota Canis Choir. 

Animo umat dan penggemar paduan suara ini ternyata sangat menggembirakan ketika Canis Choir ini tampil pertama di Auditorium Sanatha Dharma, Yogyakarta  Selasa (5/6), berkapasitas 1.200 kursi  terisi semua. Sambutan luar biasa itu juga terjadi di Jakarta dengan tiket yang terjual habis. (OL-5) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anata
Berita Lainnya