Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Guratan sang Penjelajah Dunia

28/1/2018 12:46
Guratan sang Penjelajah Dunia
(MI/ABDILLAH M MARZUQI)

BEBERAPA orang tampak berkerumun. Mereka membentuk lingkaran mengelilingi sesosok yang tengah memegang wayang. Dari gambaran itu, cukuplah dipahami lukisan itu tentang pertunjukan wayang. Karya Genevieve Couteau itu menjadi salah satu penyambut para pencinta seni. Sebab lukisan itu berada pada jajaran awal yang didapati pandang ketika masuk ruang pamer. Lukisan itu berjudul Puppet Show Theater karya Genevieve Couteau.

Lukisan itu menjadi salah satu karya dalam Pameran Lukisan Genevieve Couteau: The Orient and Beyond pada 25 Januari-14 Februari 2018 di Galeri Nasional Indonesia. Pameran ini diselenggarakan Institut Prancis di Indonesia (IFI) bekerja sama dengan Galeri Nasional Indonesia.

Beberapa karya Genevieve Couteau yang dipamerkan tampak sangat bersenyawa dengan luas bidang kanvas. Luasan kanvas diisi dengan banyak figur, tapi figur itu tidak menyapu seluruh bidang, justru keberadaan figur itu sangat efektif. Figur itu tidak dekoratif yang biasa digunakan hanya sebagai tempelan ataupun hiasan. Sebaliknya figur-figur itu bisa dibayangkan seperti yang selayaknya terjadi.

“Figuratif tapi tidak dekoratif, membuat kita tidak melampaui realita,” ujar Jean Couteau.

Pameran ini menjadi sarana memperkenalkan karya perupa perempuan modern, Genevieve Couteau, yang datang ke Asia pada akhir 1960-an sekaligus memantik diskusi mengenai konstruksi sejarah seni rupa Asia, khususnya Bali.

Pameran ini membuktikan adanya perupa lain di luar seniman-seniman ikonis 1930-an hingga 1950-an seperti antara lain Walter Spies, Rudolf Bonnet, Le Mayeur, dan Blanco.

“Genevieve Couteau telah menghasilkan karya yang tak kalah menarik, bahkan dengan pendekatan yang lebih universalis dan lebih feminin jika dibandingkan dengan para maestro sebelum Perang Dunia II,” terang Jean Couteau yang juga putra Genevieve Couteau.

Pelukis Penjelajah
Menurut Jean Couteau, karya-karya Genevieve Couteau (­1925-2013) termasuk tradisi peintre voyageur atau pelukis penjelajah. Kehadiran identitas sang perempuan juga ­terlihat melatarbelakangi sebagian besar lukisan atau gambarnya.

Genevieve Couteau menjelajah dunia untuk melukisnya. Ia menghadirkannya di atas kanvas sebagai catatan perjalanan sosio-psiko-intuitif atau setidaknya sebagai ­jelajah perburuan estetik. Ia mencari ketunggalan dalam keanekaan yang ia temukan pada tempat-tempat hunian, gerakan-gerakan dan bentuk-bentuk manusia.

Seusai menjelajah Laos, ­Genevieve Couteau lalu ke Bali pada 1970-an. Sumbangan Genevieve Couteau pada Bali dalam bidang seni rupa, yaitu suatu pandangan khas perempuan pada zamannya. Bukan tubuh yang ia gambarkan, apalagi tubuh sebagai sasaran nafsu, bukan pula hal-hal eksotis tanda perbedaan ­budaya sekaligus dominasi, bukan pula keindahan alam tanda keliyanan orang Bali, melainkan wajah-wajah perempuan Bali yang pandangannya tertuju pada dunia jauh, baik nyata maupun imajiner. (Abdillah M Marzuqi/M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya