Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SETELAH melahirkan anak pertama, Zinnia Zubaida merasa tubuh bagian belakangnya berubah. Dari pemeriksaan ke dokter, ia mengetahui bahwa tulang bagian belakang tubuhnya mengalami sedikit pergeseran sehingga sedikit melengkung ke samping atau yang disebut dengan skoliosis.
Merasa masih bisa menahan rasa nyeri, perempuan yang akrab disapa Zizi ini memilih memperbaiki struktur tulang itu dengan olahraga. Terlebih seorang temannya menyarankan hal serupa. Hal itulah yang kemudian membawa perempuan berusia 37 tahun ini ke kelas pilates.
“Kata teman saya, ikut pilates itu bagus untuk melatih tubuh supaya bentuknya menjadi proporsional kembali,” tutur Zizi ketika dijumpai di Studio Pilatesia, Jakarta, Selasa (23/5).
Kini telah hampir 13 tahun menekuni pilates, Zizi dapat berkata sendiri tentang manfaat olahraga yang diciptakan ahli kebugaran asal Jerman Joseph Pilates itu.
“Saya itu biasa kalau berdiri kelihatan seperti miring ke kiri. Jadi sejak pertama saya latihan pilates selalu bilang ke instruktur kalau ada masalah seperti ini dan alhamdulillah sekarang sudah berangsur normal kembali,” papar Zizi.
Pada latihan yang berlangsung hari itu, terlihat pula metode latihan pengembangan dari pilates, yakni barre attack dan pilates yang menggunakan alat reformer. Barre attack mencakup gerakan-gerakan pilates tetapi dipadukan dengan gerakan balet dan fitness.
Sesuai dengan konsepnya, barre attack banyak melibatkan gerakan dengan bantuan barre atau palang pegangan yang kerap ada di kelas balet.
Misalnya gerakan squad sambil menarik tali yang dikaitkan di barre. Ada pula gerakan berpegangan ke barre sementara satu kaki diangkat dan tangan lainnya mengangkat bola ke udara.
Matras bergerak
Instruktur Pilatesia, Ferta Aromanty, kemudian menunjukkan latihan pilates menggunakan alat bernama reformer. Sekilas alat itu berbentuk seperti tempat tidur dan hanya dilengkapi sebidang kecil matras serta memiliki palang di beberapa bagian.
Ferta menjelaskan reformer berfungsi sebagai alat bantu untuk beberapa gabungan gerakan pilates. Dengan begitu, pembentukan otot akan lebih tepat sasaran dan efektif.
“Banyak gerakan yang sangat bagus dengan menggunakan reformer ini seperti balance control back, balance control front, dan long spine massage. Kesemua gerakan itu akan melatih otot tertentu secara maksimal,” tutur Aromanty.
Pada latihan balance control back, tangan akan mengarah ke belakang dan menahan berat badan dengan dibantu posisi kaki yang lurus ke depan. Balance control front ialah gerakan yang menyerupai posisi push up, tetapi tubuh diam selama beberapa saat.
“Kedua latihan ini sangatlah bagus untuk tubuh karena lebih menantang tubuh dalam melatih fokus, menjaga keseimbangan, dan membentuk massa otot di bagian-bagian yang dilatih,” kata Aromanty.
Oleh karena itu, latihan-latihan seperti pilates, barre attack, dan reformer menurut Aromanty sangatlah cocok untuk seseorang yang pernah mengalami kendala atau cedera pada bagian tubuh tertentu. Namun, tentunya porsi latihan akan disesuaikan dengan setiap individu.
“Latihan pilates ini sangat baik untuk menjaga postur tubuh lebih baik dan dapat membuat kita dapat lebih awas terhadap perubahan pada bentuk tubuh. Namun, jika seseorang pernah mengalami cedera, tentunya akan dikonsultasikan terlebih dahulu agar bisa disesuikan porsi dan jenis latihannya,” ujarnya. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved