Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Sebuah Sudut tentang Minangkabau

Yose Hendra
10/1/2016 00:00
Sebuah Sudut tentang Minangkabau
(MI/YOSE HENDRA)
SEJUMLAH naskah kuno itu tersusun rapi di rak-rak yang menjulang hampir menyentuh langit-langit ruangan. Sementara itu, setumpuk majalah klasik ditaruh di lemari kaca. Bersebelahan dengan itu, juga tersusun rapi naskah kuno (manuskrip) yang telah terdigitalisasi dalam bentuk DVD. Semua naskah dan majalah itu berhubungan dengan Minangkabau, suku mayoritas di Sumatra Barat.

Selain naskah dan majalah, ada ratusan kaset lagu-lagu Minangkabau. Di ruangan sebelah dengan dimensi yang berbeda, terpajang foto-foto tentang Minangkabau karya Edy Utama. Semuanya tersimpan rapi di Minangkabau Corner (Pojok). Tempat yang berafiliasi ke UPT Perpustakaan Universitas Andalas, Padang, itu diresmikan pada akhir Desember lalu. Letaknya berada di sayap kanan Lantai III Gedung Perpustakaan Universitas Andalas. Seusai itu diresmikan, ratusan orang berduyun memasuki ruangan tersebut. Mereka seolah masuk relung kebudayaan Minangkabau lewat visual, teks, dan audio.

Menurut Ketua Minangkabau Corner, Pramono, tempat itu akan menjadi pusat informasi khazanah yang berbau Minangkabau, mulai masa lalu hingga masa kini. Dengan begitu, tempat tersebut bisa menjadi alternatif bagi orang yang ingin tahu banyak tentang Minangkabau. Tempat itu juga menampung kajian dan pengembangan kebudayaan Minangkabau sehingga diharapkan dapat memunculkan format baru kebudayaan Minangkabau ke depan.

Menurut Pramono, pendirian tempat itu lahir atas kesadaran bahwa kajian terhadap kebudayaan Minang tidak dapat dianggap sebagai suatu pekerjaan yang berhenti di suatu titik dan tidak perlu dilanjutkan lagi.

"Sebab, kebudayaan adalah sesuatu yang dinamis dan senantiasa berubah dan berkembang setiap saat," ujarnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Andalas Tafdil Husni mengatakan pengembangan kebudayaan Minangkabau merupakan salah satu program unggulan dalam rencana strategis kampusnya.

Tafdil berkeinginan tempat itu bukan sekadar pusat informasi dan 'pabrik' pengayaan bahan ajar keminangkabauan, tapi juga sebagai pusat pengelolaan pengetahuan tradisional.

"Tentu saja, pengelolaan pengetahuan tradisional yang dimaksud ialah kebudayaan Minangkabau khususnya dan kebudayaan Melayu secara umum. Hal ini selaras dengan sifat dan karakter kebudayaan Minangkabau yang inklusif," tuturnya.

Sejalan dengan itu, Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Ristek dan Dikti Ocky Karna Radjasa, dalam kata sambutannya, berharap Minangkabau Corner akan menjadi pusat informasi terlengkap tentang karya-karya intelektual Minangkabau, baik pada masa silam maupun yang masih aktif saat ini.

Ia meyakini banyaknya intelektual yang dilahirkan di Minangkabau sangat dilatarbelakangi dan dipengaruhi kebudayaan yang melingkunginya. "Etik Minangkabau sudah tentu memberi sumbangan yang signifikan dalam pembentukan kaum intelektualnya," ujarnya.

Ocky menyebutkan sederet pemikir dan pendiri Republik yang dilahirkan dari rahim budaya Minangkabau, seperti Bung Hatta, Buya HAMKA, Tan Malaka, M Yamin, M Natsir, Sutan Syahrir, terilhami oleh nilai-nilai luhur kebudayaan setempat. (M-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya