Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
SAAT menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sejak 2016, Prof Unifah Rosyidi mengaku bahwa langkahnya di dunia pengajaran sebetulnya bukanlah cita-citanya. Selepas SMA, perempuan kelahiran Cirebon ini bercita-cita menjadi
diplomat.
Namun, ia tertipu oleh tetangga yang sudah diterima di universitas ternama, tapi memberikan informasi tidak benar mengenai jadwal pendaftar
“Sampai sana ternyata sudah tutup. Bapak saya berpesan dimana pun berada, sepanjang bisa memberi makna, itu akan menjadi sesuatu. Saya kemudian mencoba temukan makna di setiap melakukan proses pembelajaran,” kenang Unifah yang lantas menjadi mahasiswi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan IKIP (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung.
Meski tanpa kesengajaan, Unifah mengaku kemudian mencintai dunia pengajaran saat menjalani praktik kuliah mengajar. “Saya itu kan menyadari pentingnya mempunyai passionate, rasa sayang (mengajar) itu tumbuh ketika jadi mahasiswa. Jadi, ketika mahasiswa ada praktik mengajar di SMA, saya amati saat itu mengapa teman-teman kok enggak bisa terlibat dengan siswa? Saya coba masuk, apa yang jadi minatnya siswa dan mereka asyik sekali,” kenang Unifah tentang kisah pertama kali mengajarnya medio 1983-1984.
Saat itu, menurutnya, peran guru masih sangat dominan. Karena itu, ia perlu menyentuh yang menjadi minat murid-muridnya. Pembelajaran pun berjalan menarik meski ia juga menghadapi tantangan mental yang cukup ekstrem kala itu.
Kini, Guru Besar Universitas Negeri Jakarta itu mengaku lebih senang mengajar mahasiswa strata-1 jika dibandingkan dengan mengajar tingkat master maupun doktoral. “Kalau S-2, S-3, itu kan, ya mereka untuk tingkatkan karier. Di sana (S-1) membangun harapan. Di
sana saya juga sama-sama membangun harapan itu. Bagi saya, kelas menjadikan suatu orkestra yang sangat indah. Selalu membiarkan anak-anak mahasiswa kami itu untuk mengekspresikan perasaan dan harapan,” terang Unifah yang meraih gelar doktoral dari Universitas
Indonesia.
Dalam mengajar, Unifah dikenal tidak sungkan memberi apresiasi kepada mahasiswanya. Bahkan, ia mengaku sampai ada yang menegurnya terlalu mudah memberi apresiasi.
Namun, ia berpendapat bahwa memberikan apresiasi penting untuk membangun motivasi orang. Sebab itu, hal tersebut pun ia terapkan bukan hanya pada muridnya, melainkan juga guru-guru. “Sekarang pun di PGRI saya juga melakukan hal sama. Membangun rasa percaya diri guru. Membuka ruang yang selebarlebarnya kepada orang-orang muda. Siapa saja dari daerah yang punya potensi. Kalau dulu itu sangat terstruktur, sekarang saya buka ruang itu,” pungkasnya. (Jek/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved