Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
SISI lain seorang ahli yang banyak meneliti tentang tsunami Widjo Kongko tentu saja menarik diulas. Laiknya kebanyakan orang, ia juga memiliki kesenangan, yakni bermusik, membaca, jalan-jalan, dan diskusi.
Berkumpul dengan teman-teman pun menjadi salah satu bagian yang menyenangkan baginya untuk melepas penat dari pekerjaan. Teman bermain musiknya beragam, dari teman-teman di lingkungan tempat tinggal, lingkungan kerja, hingga ada yang di lingkungan kampus. "Kadang-kadang kita kumpul sama tenam-teman untuk main musik," kata Widjo yang sering menainkan alat musik baas dan gitar rhythm.
Saat berkumpul dan bermain musik, mereka juga berbincang tentang berbagai fenomena yang ada. Dengan cara itu, ia mengaku merasakan kebebasan, sama seperti ketika mempelajari suatu ilmu.
Lewat bermusik, Widjo mengaku bisa merasakan kebebasan dalam berpikir sama seperti saat belajar tentang suatu ilmu. "Di musik, saya merasa tidak terkungkung," kata dia.
Selain itu, Widjo pun meyakini, ilmu, teknologi, dan seni, termasuk musik, berhubungan dan dapat membantu dalam membentuk cara berpikir untuk menuju kebijaksanaan.
"Knowledge itu baik, tetapi ada yang lebih penting lagi, yaitu kebijaksanaan dalam melihat fenomena yang ada," kata dia mengutip Einstein. Dengan kebijaksanaan itu, lanjut dia, kita bisa memberi solusi yang baik.
Kebijaksanaan untuk memberi solusi yang baik itulah termasuk yang mendorongnya untuk mendalami tentang tsunami. Setelah selesai mempelajari tsunami di Universitas Iwata di Jepang, dia dihadapkan pada bencana tsunami di Aceh pada 2004.
Saat itu, ia bertemu dengan penyintas dan menanyakan, ini berulang lagi atau tidak. Ia pun menenangkan si penyintas dan mengatakan agar segera pulang dan melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi karena tsunami waktu itu sudah besar. Namun, ternyata tsunami kembali terjadi pada 2005 dan rumah si penyintas tersebut terkena tsunami.
"Dari situ, saya punya keinginan, saya harus belajar lagi tentang tsunami S-3 di Jerman," pungkas dia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved