Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
MANTAN anggota Dewan Penasihat PA 212, Usamah Hisyam, menulis di Obsession.com yang isinya antara lain menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto meninju meja di depan ulama dalam forum Dewan Penasihat 212 lantaran keislamannya dipertanyakan.
Usamah mengaku tak menyangka artikel tersebut menjadi viral dan memancing beragam reaksi.
Dalam acara Prime Time News di Metro TV, Jumat (21/12), Usamah berbicara lebih jauh di seputar isu tersebut. Berikut petikannya.
Bisa menceritakan kembali kronologi pada waktu Anda lihat dan Anda dengar saat Anda menulis bahwa Prabowo meninju meja sampai lima kali di hadapan ulama?
Sebetulnya substansi yang ingin saya tulis bukan itu, tetapi yang viral justru masalah itu yang jadi bahan. Substansi yang ingin saya sampaikan sebenarnya mengapa saya mundur dari Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Ada kaitannya dengan peristiwa itu?
Ada kaitannya sebetulnya, karena sebelumnya ada timses dari Pak Prabowo yang menulis melakukan pembunuhan karakter seakan saya mundur dari PA 212 karena ada hal-hal negatif. Artinya, karena masalah saya menerima duit dari pihak-pihak tertentu sehingga saya mundur. Padahal, itu sama sekali tidak benar sehingga saya meluruskan itu dengan penulisan itu. Proses itulah yang kemudian menjadi viral.
Proses itu Anda ceritakan sedemikan?
Apa adanya.
Apa adanya itu seperti apa?
Ya, sebenarnya saya tidak sepakat bahwa PA 212 itu menjadi tim sukses Prabowo Subianto karena roh kelahiran 212 ini pada 2016 dalam rangka untuk mempersatukan umat, menjalin ukhuwah islamiah. Semua golongan datang dari daerah-daerah, partai, dan sebagiannya. Kemudian mereka bersatu. Tapi ketika reuni 2018 ini menjadi tim sukses, ini kan sudah berbeda sekali rohnya.
Bisa diceritakan kembali kejadian pada waktu itu, rapat di mana, kemudian para anggota Dewan Penasihat PA 212 berkumpul dan sambil apa. Pada waktu itu agendanya apa?
Ya, pada waktu itu kira-kira 4-5 hari menjelang Ijtima Ulama I, Dewan Penasihat 212 berkumpul dalam rangka membahas rekomendasi Rakornas 212 untuk calon presiden. Rakornas 212 beberapa pekan sebelumnya merekomendasikan lima nama. Habib Rizieq nomor satu, nomor dua Pak Prabowo, nomor tiga Pak Zulkifli Hasan, nomor empat Prof Yusril Ihza, dan nomor lima Tuan Guru Bajang. Dewan penasihat membahas pada hari itu siapa yang akan dibawa ke ijtima ulama. Di awal pembukaan Pak Amien Rais mengarahkan bahwa yang akan kita usung ini Pak Prabowo.
Kemudian sempat diskors rapat tersebut?
Iya, karena saya mengatakan begini. Habib Rizieq setiap hari dari Mekah mengeluarkan, menerbitkan meme NKRI bersyariah. Para ulama 212 setiap hari mengatakan kita umat Islam bersyariah. Tetapi figur pemimpin negara yang akan ditampilkan sebagai pemimpin syariat figurnya Pabowo Subianto.
Rapat itu diskors, lalu Pak Prabowo dihadirkan?
Iya, setelah habis makan malam Pak Prabowo dihadirkan. Tiba-tiba Pak Pabowo masuk, beliau langsung tadi itu.
Apa itu?
Marah. Tiba-tiba beliau mengatakan, 'Tetapi ini saya mau sampaikan di depan ulama, saya selama ini selalu dipersoalkan keislaman saya. Saya tidak suka demikian'. Tiba-tiba dia meninju meja, beung. 'Saya dipersoalkan tidak bisa imam salat', beung. 'Saya memang bukan lulusan pondok pesantren, bukan lulusan madrasah seperti Saudara-Saudara sekalian', beung. 'Tetapi ingat, saya tidak pernah berkhianat dan tidak penah berkhianat kepada agama Islam', beung."
Itu posisinya meninju?
Meninju, bukan menggebrak meja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved