Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
SIANG itu Sahirwan sedang membaca buku 25 Karya Arsitek IAI Malang. Di kantor IAI Malang di Perum Graha Jatimulya Kaveling 33, Jalan Saxopone Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Pancor, Lombok Timur, NTB itu menerima Media Indonesia dengan ramah.
Alumnus Universitas Brawijaya (UB) tersebut menunjukkan karya desain yang terangkum dalam buku bersampul biru. "Arsitek itu harus menciptakan lingkungan lebih baik. Desain harus sesuai kekinian dan memperhatikan kearifan lokal," tegas Sahirwan membuka pembicaraan dengan Media Indonesia, Selasa (20/11).
Peraih penghargaan alumni berprestasi terbaik kategori bidang arsitektur dari Jurusan Arsitektur UB Tahun 2018 itu menaruh perhatian besar tentang arsitektur berbasis kearifan lokal yang milenial. Cara pandangnya perihal harmonisasi alam, tradisi, dan kemajuan teknologi yang ditunjukkan melalui karya-karya besarnya selama ini.
Bagi Sahirwan, karya arsitektur itu dinamis, bisa menggabungkan gaya klasik, kolonial, tradisional, dan modern sehingga tidak terpaku dengan nostalgia pada masa lalu saja. "Kita tidak bisa menghindari kemajuan teknologi yang berpengaruh pada budaya," katanya.
Menurut dia, kearifan lokal menjadi yang utama kendati kemajuan teknologi tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Sebagai arsitek yang terlahir dari pelosok desa di Lombok, ia paham betul bangunan tradisional yang tahan gempa hingga beragam karya arsitektur modern.
"Masa lalu, masa kini, dan masa depan itu satu kesatuan utuh, kita tarik garis lurus, kita kembangkan jadi karya arsitektur masa depan."
Hal itu sesuai kebutuhan pasar yang mengikuti perkembangan teknologi dan zamannya. Dalam karya desain Rumah Sakit Bojonegoro, Jatim, ia mendesain lahan sempit seluas 820 meter persegi, tapi penataan bangunan sangat efektif dengan memberikan nilai tambah pada tangga miring yang landai mulai lantai satu ke lantai dua sehingga memudahkan masyarakat. "Terobosan yang saya buat, tangga itu mengelilingi bangunan. Desain itu tidak bisa terbayangkan manfaatnya."
Terkait dengan profesi, kata Sahirwan, arsitek harus meningkatkan kemampuan, mematuhi etika sesuai UU 6/2017 tentang Arsitek. Secara moral, mereka harus menciptakan lingkungan lebih baik untuk kepentingan masyarakat.
Adanya pengakuan negara terhadap profesi arsitekr itu dinilai sebagai langkah maju sebab pemerintah pun mengakui IAI sebagai wadah untuk membina anggota. Nantinya, IAI menjadi satu-satunya organisasi yang mengeluarkan sertifikat ditambah mengantongi lisensi untuk desain di IMB yang dikeluarkan pemerintah provinsi. Dengan begitu, ke depannya, arsitek akan tersaring dengan sendirinya bila tidak berkompeten.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved