Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
MULAI belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar pada 2006, Ivan Lanin mengaku, menjadi ibarat pejuang garis keras pada 2012. Saat itu insinyur Teknik Kimia dari Institut Teknologi Bandung yang bekerja sebagai pemrogram komputer tersebut akan keras mengoreksi orang salah berbahasa.
"Kalau ada yang bicara salah sedikit saya mengomel. Cuma, saya belakangan menyadari bahwa beberapa orang tidak bisa mencegah diri mereka untuk menggunakan bahasa campur-campur, sesekali saya coba mengingatkan, tapi tidak selalu saya perbaiki. Tapi, kalau perkara risi, ya risi, tapi tidak selalu ingin memperbaiki," tutur Ivan yang juga dikenal sebagai 'wikipediawan' ini.
Keaktifannya dalam memperbaiki istilah atau kata-kata yang keliru di media sosial terutama Twitter, membuat Ivan kemudian dijuluki sebagai 'kamus berjalan'. Padahal, dirinya tidak bermaksud menunjukkan keunggulan dalam berbahasa.
Ayah satu anak ini menuturkan, modalnya berbahasa hanya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang sekarang sudah dapat dinikmati secara daring. Tidak hanya berbagi kosakata lewat media sosial, Ivan juga rajin
membalas pertanyaan para pengikutnya. Meski bisa menghabiskan waktu hingga enam jam untuk hal tersebut, ia mengaku senang berbagi pengetahuan.
Hal itu juga didasari dari keyakinannya, jika mengajar dan menjawab pertanyaan ialah cara untuk memperoleh pengetahuan. Aktivitas mendengar dan membaca ialah cara belajar yang paling efektif.
"Lalu, mendengarkan orang karena nanti akan terjadi dialog, lalu yang ketiga adalah praktik. Jadi, saat ilmu dipraktikkan, kita makin fasih. Tingkatan belajar yang paling tinggi adalah mengajarkan kepada orang lain dan menjawab pertanyaan, kenapa? Karena ilmu pengetahuan itu dipelajari, maka disimpan dalam memori," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, saat menjawab pertanyaan dan mengajar, kita berusaha merangkai pengetahuan yang tidak terstruktur menjadi lebih terstruktur. "Jadi, buat saya mengajar dan manjawab pertanyaan itu bukan beban, tapi meningkatkan pengetahuan saya juga," tambah pria yang hobi menulis dan fitness tersebut.
Meskipun aktif di Twitter, Ivan mengaku, juga berkeinginan untuk berpindah platform media sosial yang sedang digandrungi. Namun, baginya setiap media sosial memiliki kunggulannya masing-masing.
"Setiap media sosial punya ciri khas masing-masing. Twitter ciri khasnya teks, saya sekarang mulai banyak pakai Instagram, lalu untuk Youtube saya juga berniat di sana, tapi belum dilakukan karena belum punya keterampilan teknis di sana," tambah suami dari Ananda Prilianti ini.
Dikenal sebagai pegiat bahasa Indonesia, Ivan justru tidak memiliki latar belakang pendidikan bahasa maupun sastra Indonesia. Pendidikan sarjananya ialah teknik kimia, sedangkan jenjang masternya ialah teknologi informasi. Namun, hal tersebut berubah saat dirinya mulai aktif menjadi kontributor Wikipedia Bahasa Indonesia.
"Saat saya mulai menulis di Wikipedia bahasa Indonesia, saya menyadari bahwa kemampuan saya menulis formal bahasa Indonesia itu buruk sekali, itu yang membuat saya malu. Lalu, karena saya aktif menulis sebagai kontributor di Wikipedia, mau tidak mau saya harus menulis dan hal itu yang membuat saya belajar lagi dan mempraktikan. Percuma kalau hanya belajar teori yang penting itu dipraktikan," pungkas Ivan.
Biodata
Nama: Ivan Lanin
Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 16 Januari 1975
Istri: Ananda Prilianti
Anak: Arka Baskara Lanin
Pendidikan
S-1 Teknik Kimia di Institut Teknologi Bandung (ITB) (1992)
S-2 Teknologi Informasi di Universitas Indonesia (2009)
Kiprah
1. Kontributor dan Editor Google Indonesia (2009-2013)
2. Perintis Kateglo.com (2009)
3. Pengurus Wikipedia Bahasa Indonesia (2006-sekarang)
Penghargaan:
Pembina Bahasa Indonesia 2016 sebagai Peneroka Bahasa Indonesia Daring
dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, dan Kebudayaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved