Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PENELITIAN terbaru mengungkap kemungkinan mengejutkan: materi gelap (dark matter) dapat menumpuk di inti planet seukuran Jupiter dan menciptakan lubang hitam yang perlahan “memakan” planet tersebut dari dalam. Jika benar, hal ini membuka cara baru untuk mempelajari misteri terbesar kosmos melalui pengamatan eksoplanet.
Dalam model ini, partikel materi gelap superberat dapat terperangkap di dalam planet, kehilangan energi, lalu berkumpul di pusatnya. Ketika jumlahnya cukup besar, partikel itu runtuh membentuk lubang hitam mini yang kemudian melahap planet inangnya.
Namun, teori ini hanya mungkin terjadi jika partikel materi gelap tidak saling melenyapkan (annihilate) saat bertemu, seperti yang diprediksi beberapa model. Syarat lainnya: partikel harus sangat masif. Itu berarti kandidat populer seperti axion, partikel hipotetis dengan massa sangat kecil, tidak cocok untuk skenario ini.
“Jika partikel materi gelap cukup berat dan tidak saling menghancurkan, mereka bisa runtuh menjadi lubang hitam kecil,” jelas Mehrdad Phoroutan Mehr, peneliti dari University of California, Riverside.
Selama ini, lubang hitam yang dikenal berasal dari runtuhnya bintang masif, dengan massa mulai tiga kali hingga ratusan kali lipat Matahari. Lubang hitam “pemakan planet” ini akan jauh lebih kecil. Bahkan bisa bermassa setara Jupiter yang hanya seperseribu massa Matahari.
Menurut para peneliti, fenomena ini mungkin terjadi di berbagai planet gas raksasa dengan ukuran dan kondisi berbeda. Bahkan, satu planet bisa menghasilkan lebih dari satu lubang hitam sepanjang hidupnya. Hal ini membuat eksoplanet berpotensi menjadi “laboratorium kosmik” untuk menguji teori materi gelap.
Peneliti juga menekankan, keberadaan lubang hitam bermassa planet akan menjadi terobosan besar. Temuan itu akan menjadi bukti kuat bagi model materi gelap superberat yang tidak saling melenyapkan.
Selain itu, penjebakan materi gelap dalam planet bisa memicu efek lain, seperti pemanasan internal atau pancaran radiasi berenergi tinggi. Sinyal ini mungkin belum bisa dideteksi dengan instrumen sekarang, namun teleskop generasi mendatang bisa memberikan jawabannya.
“Eksoplanet bisa menjadi kunci untuk memahami sifat asli materi gelap,” kata Phoroutan Mehr. “Di masa depan, mereka mungkin akan menjadi jendela penting untuk memecahkan misteri kosmos.” (Space/Z-2)
Penelitian terbaru dari misi Juno NASA menemukan aurora Jupiter menghasilkan gelombang plasma unik.
Kawah Earthrise di Bulan jadi lokasi uji coba penting instrumen JUICE milik ESA dalam misi pencarian tanda kehidupan di bulan-bulan es Jupiter.
Kawah Anders’ Earthrise di Bulan digunakan wahana JUICE ESA untuk uji radar RIME sebelum menjelajah bulan-bulan es Jupiter demi mencari tanda kehidupan.
Juli 2025 menjadi salah satu bulan yang dinanti para pengamat langit karena kehadiran Venus dan Jupiter yang tampak mendekat satu sama lain di langit timur menjelang fajar.
Pengamatan Teleskop James Webb mengungkap Europa, bulan Jupiter, memiliki aktivitas geologi dan bukti samudra cair di bawah lapisan esnya.
Ilmuwan usulkan dua teori baru materi gelap: sektor gelap dengan lubang hitam mini dan radiasi Hawking dari cakrawala kosmik awal alam semesta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved