Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Misteri Fosil Shishania 500 Juta Tahun Guncang Dunia Sains

Thalatie K Yani
03/7/2025 13:05
Misteri Fosil Shishania 500 Juta Tahun Guncang Dunia Sains
Peneliti mengungkap fosil laut purba Shishania aculeata bukanlah nenek moyang moluska, melainkan kerabat jauh dari chancelloriid mirip spons.(Zhang Xiguang)

PENEMUAN terbaru atas fosil makhluk laut purba dari era Kambrium di Tiongkok selatan mengguncang dunia paleontologi. Fosil tersebut, yang awalnya dianggap sebagai nenek moyang moluska seperti siput dan kerang, kini diklasifikasikan ulang sebagai kerabat jauh dari makhluk mirip spons yang dikenal sebagai chancelloriid.

Penelitian ini dipimpin oleh tim ilmuwan dari Universitas Durham di Inggris dan Universitas Yunnan di Tiongkok, serta telah diterbitkan di jurnal Science.

Reklasifikasi Shishania aculeata

Fosil ini berasal dari formasi batuan berusia 500 juta tahun di Provinsi Yunnan, wilayah yang terkenal dengan fosil-fosilnya yang luar biasa terawetkan. Spesies tersebut diberi nama Shishania aculeata dan sempat diduga sebagai moluska primitif karena bentuknya yang mirip siput, lengkap dengan struktur menyerupai kaki dan duri pelindung.

Namun, analisis baru menunjukkan ciri-ciri tersebut hanyalah ilusi akibat proses pelestarian fosil. Penelitian terbaru yang menggunakan spesimen lebih lengkap dan teknik pencitraan canggih mengungkap bentuk-bentuk yang semula dikira ciri khas moluska sebenarnya merupakan "tipuan tafonomi", atau artefak yang terbentuk selama proses fosilisasi.

Kejutan Evolusi dari Makhluk Berduri

Menurut Dr. Martin Smith, salah satu penulis studi dari Universitas Durham, awalnya Shishania terlihat seperti semua yang diharapkan dari nenek moyang siput. Namun, setelah membandingkan dengan fosil chancelloriid lain dari unit batuan yang sama, mereka menyadari bahwa struktur yang dianggap sebagai kaki adalah hasil dari tekanan fosil, bukan anatomi asli.

Chancelloriid sendiri adalah kelompok hewan laut purba yang hanya ditemukan di batuan era Kambrium dan punah sekitar 490 juta tahun lalu. Meski sepintas mirip spons, mereka memiliki tubuh seperti kantung yang dipenuhi duri-duri kecil berbentuk bintang dengan struktur mikro yang rumit.

Uniknya, duri milik Shishania tergolong sangat sederhana, menunjukkan bahwa chancelloriid mungkin mengembangkan bentuk durinya secara independen, bukan dari struktur kerangka yang sudah ada. Ini menjadi petunjuk penting bahwa keragaman bentuk tubuh pada ledakan evolusi Kambrium mungkin muncul dari awal, bukan dari adaptasi bertahap.

Meninjau Ulang Teori Evolusi Moluska

Temuan ini juga menggugurkan asumsi lama mengenai asal-usul moluska. Dr. Smith mengakui bahwa saat fosil ini pertama kali diumumkan tahun lalu, ia sangat antusias karena bentuknya sesuai dengan hewan purba “mirip siput” yang selama ini ia bayangkan. Namun data baru dari kolega di Tiongkok memaksanya untuk mengubah pandangan itu.

Pola duri yang awalnya dianggap sebagai ciri anatomi moluska ternyata hanya pola acak akibat proses pelestarian. Bahkan, deformasi saat fosil terbentuk membuat tubuh Shishania yang sederhana tampak lebih rumit daripada kenyataannya.

Implikasi Lebih Luas bagi Evolusi Hewan Awal

Penafsiran ulang ini tak hanya berdampak pada pemahaman kita soal chancelloriid, tetapi juga membuka kembali pertanyaan tentang bagaimana moluska pertama kali berevolusi. Ini menjadi pengingat bahwa ciri-ciri fosil yang samar bisa menyesatkan jika ditafsirkan terlalu terburu-buru.

Di sisi lain, penelitian ini memperkuat pemahaman kita tentang asal-usul chancelloriid dan bagaimana inovasi biologis muncul secara independen dalam sejarah kehidupan.

Studi ini menegaskan pentingnya formasi fosil kaya di Tiongkok dan bagaimana kolaborasi internasional terus memperdalam pemahaman kita tentang bab-bab awal evolusi hewan. (scitechdaily/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya