Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ledakan Kosmik Superlangka Terdeteksi: Sejajar dengan Energi Dahsyat Sejak Big Bang

Thalatie K Yani
12/6/2025 10:32
Ledakan Kosmik Superlangka Terdeteksi: Sejajar dengan Energi Dahsyat Sejak Big Bang
Para astronom menemukan Extreme Nuclear Transients (ENTs), jenis ledakan kosmik baru dari lubang hitam supermasif.(NASA/JPL-Caltech)

Para astronom baru saja mengungkap fenomena ekstrem terbaru dalam alam semesta: ledakan kosmik luar biasa yang tergolong sebagai peristiwa paling energik sejak dentuman besar (Big Bang). Ledakan ini, yang disebut sebagai Extreme Nuclear Transients (ENTs), ditemukan di pusat tiga galaksi jauh dan berasal dari aktivitas lubang hitam supermasif yang melahap bintang-bintang besar yang terlalu dekat.

Tidak seperti ledakan bintang biasa (supernova) yang biasanya memuncak dalam hitungan minggu dan kemudian meredup, ENTs membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mencapai kecerahan maksimal dan tetap terlihat selama bertahun-tahun. Salah satu contoh paling mencolok, Gaia18cdj, melepaskan energi dalam satu tahun setara dengan gabungan energi 100 matahari sepanjang hidupnya.

“Sejak awal, kami sudah merasa ini adalah sesuatu yang sangat ekstrem dari segi energi,” ujar Jason Hinkle, astronom dari University of Illinois Urbana-Champaign yang pertama kali menemukan pancaran sinyal ini dalam data dari teleskop luar angkasa Gaia.

Selain energi besar, daya tarik utama ENTs terletak pada durasi cahayanya yang luar biasa lama. Karena cahayanya tetap terang dalam waktu panjang, ledakan ini bisa terlihat dari jarak kosmis yang sangat jauh, bahkan melampaui jangkauan ledakan bintang biasa. Ini membuka peluang bagi ilmuwan untuk menelusuri era awal alam semesta dan mempelajari lubang hitam purba yang tersembunyi.

“Kami sedang menjelajahi batas atas dari apa yang kita pahami sebagai lingkungan paling energik di alam semesta,” kata Anna Payne, ilmuwan dari Space Telescope Science Institute di Maryland, dalam pernyataan NASA.

Penemuan ENTs dipublikasikan pada 4 Juni di jurnal Science Advances, dan dianggap sebagai alat baru yang ampuh untuk memahami bagaimana lubang hitam supermasif terbentuk dan berevolusi bersama galaksi inangnya.

Bukan Ledakan Biasa: Kelas Baru Fenomena Kosmik

Fenomena ini mulai terungkap pada tahun 2020, ketika Hinkle meneliti data teleskop Gaia dan menemukan dua kilatan cahaya luar biasa yang terekam pada 2016 dan 2018. Kemudian pada 2023, kejadian serupa kembali terdeteksi oleh Zwicky Transient Facility dan diberi nama unik “Scary Barbie” karena ID katalog-nya, ZTF20abrbeie.

Penemuan ini memperkuat dugaan bahwa ENTs bukanlah peristiwa acak, melainkan sebuah kelas baru ledakan kosmik yang sangat kuat.

“Semua potongan teka-tekinya mulai menyatu,” kata Hinkle. “Meski langka, ini adalah kelas ledakan nuklir ekstrem yang sangat menarik.”

Untuk mengidentifikasi lebih lanjut karakter ledakan ini, tim peneliti mengandalkan berbagai teleskop, termasuk NEOWISE yang kini telah pensiun, untuk memetakan debu di sekitar lubang hitam. Sementara itu, Observatorium Swift milik NASA memastikan bahwa sumber ledakan bukan berasal dari supernova atau fenomena astrofisika lain yang sudah dikenal.

Data menunjukkan bahwa sebagian besar energi ENTs dipancarkan dalam bentuk sinar ultraviolet (UV). Pola cahaya dari sinar UV, X-ray, dan cahaya tampak membentuk kurva cahaya khas — seperti sidik jari kosmik — yang sesuai dengan prediksi ketika lubang hitam melumat sebuah bintang.

Menyambut Era Baru Penemuan Lubang Hitam

Dengan tiga kasus yang sudah dikonfirmasi, para ilmuwan berharap dapat menggunakan pola ENTs ini untuk mendeteksi lebih banyak ledakan serupa di masa mendatang — sekaligus mengungkap keberadaan lubang hitam jauh yang selama ini tersembunyi.

Salah satu misi yang diharapkan dapat berperan penting adalah teleskop luar angkasa Nancy Grace Roman milik NASA, yang dijadwalkan meluncur pada awal 2027. Meskipun terkendala isu anggaran, teleskop ini diperkirakan mampu mendeteksi puluhan ENTs yang terjadi lebih dari 12 miliar tahun lalu. 

Selain itu, Observatorium Vera C. Rubin yang akan menjalankan Legacy Survey of Space and Time (LSST) juga berpotensi mengungkap lebih banyak ENTs dengan cakupan langit yang luas dan resolusi tinggi.

Hinkle meyakini dengan semakin banyaknya data dari survei mendatang, para astronom tidak hanya bisa menambah jumlah ENTs yang terdeteksi, tetapi juga memahami variasi dalam jenis ledakan ini.

“Alam semesta itu suka bermain teka-teki,” ujarnya. “Apa lagi yang belum kita jelajahi di pinggiran fenomena ini?” (Live Science/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya