Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PERKEMBANGAN teknologi, khususnya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence/AI yang pesat membawa perubahan besar dalam berbagai bidang, termasuk pengujian perangkat lunak (software testing).
Namun, muncul pertanyaan penting: apakah AI akan menggantikan peran software tester manusia? Berbagai pakar dan riset internasional menunjukkan bahwa AI bukan ancaman pengganti, melainkan alat bantu yang memperkuat peran tester.
Menurut laporan dari Tricentis, sekitar 80% tim pengembang perangkat lunak diperkirakan akan menggunakan AI dalam proses pengujian pada tahun 2025.
AI mampu mengotomasi tugas-tugas berulang dan kompleks dengan kecepatan serta akurasi yang sulit ditandingi manusia.
Misalnya, AI dapat secara otomatis menghasilkan dan mengoptimalkan test case menggunakan machine learning dan natural language processing, sehingga mengurangi waktu dan kesalahan manusia dalam pembuatan skenario pengujian.
Selain itu, AI juga dapat melakukan prediksi kerusakan (defect prediction) dengan menganalisis data historis dan pola penggunaan, sehingga pengujian bisa difokuskan pada area berisiko tinggi, menjadikan proses pengujian lebih proaktif dan efisien.
Dalam artikel Forbes dijelaskan bahwa AI tidak hanya mengotomasi, tetapi juga belajar dan meningkatkan kemampuannya seiring waktu.
Namun, AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan keahlian, intuisi, dan penilaian kritis manusia dalam pengujian perangkat lunak.
AI lebih berperan sebagai asisten yang membantu tester melakukan tugas sulit dan membosankan, seperti analisis hasil pengujian dan pemeliharaan skrip otomatis yang rusak akibat perubahan aplikasi.
Seorang pakar dari The CTO Club menambahkan bahwa meskipun AI mengotomasi sebagian besar eksekusi pengujian, manusia tetap diperlukan untuk mendesain pengujian yang kompleks, melakukan exploratory testing, dan memahami konteks bisnis yang tidak bisa sepenuhnya ditangani AI.
Dengan hadirnya AI, peran software tester mengalami transformasi. Tester dituntut menguasai keterampilan baru seperti pemrograman, analisis data, dan pengelolaan alat AI.
Mereka harus mampu bekerja sama dengan teknologi AI untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak. Jason Arbon, pakar QA, memprediksi bahwa tahun 2025 akan menjadi era di mana pengujian software mulai “AI-first”, di mana AI menjadi titik awal dalam proses pengujian.
Namun, keberhasilan tetap bergantung pada kolaborasi antara manusia dan mesin.
AI membawa perubahan besar dalam dunia software testing dengan meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan akurasi pengujian. Namun, AI bukanlah pengganti manusia, melainkan mitra yang memperkuat kemampuan tester.
Peran manusia tetap vital dalam merancang pengujian yang kompleks, pengambilan keputusan, dan pengelolaan konteks bisnis. Software tester yang mampu beradaptasi dengan teknologi AI dan mengembangkan keterampilan baru akan menjadi pemenang di era digital ini.
Sumber: Tricentis, Forbes, The CTO Club, Jarbon Medium.
Perusahaan teknologi global menargetkan pertumbuhan bisnis 20% di Indonesia pada 2026, dengan fokus pada penerapan AI dan pengembangan infrastruktur canggih.
AI akan memberikan efek pengangguran masal dalam 2 - 3 tahun ke depan karena perusahaan nantinya tidak akan memerlukan karyawan jika AI dapat menyelesaikan banyak pekerjaan.
Dengan izin pengguna, Copilot dapat melihat semua tab yang terbuka agar AI dapat memahami konteks lengkap dari apa yang dijelajahi secara online
MICROSOFT memperkenalkan mode Copilot pada aplikasi peramban Microsoft Edge, itu merupakan fitur berbasis AI yang mampu memudahkan pengguna saat berselancar di Microsoft Edge.
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta terus menunjukkan komitmennya dalam membangun kota yang modern, efisien, dan inklusif melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Algoritma sama sekali bukan barang baru. Hanya saja, pemaknaannya perlu mendapatkan perspektif baru, bahkan ketika harus mengeluarkannya dari pengertian dasar yang melekat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved