Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PARA astronom dikejutkan dengan penemuan galaksi yang tampak bak "hantu". Di mana galaksinya hampir seluruhnya bebas dari materi gelap. Galaksi bernama FCC 224 terletak di pinggiran Gugus Fornax, yang berjarak sekitar 65 juta tahun cahaya dari Bumi. Penemuan ini berlawanan dengan teori proses pembentukan dan evolusi galaksi yang ada saat ini.
Materi gelap merupakan zat misterius yang tidak berinteraksi dengan cahaya atau materi biasa. Materi ini diyakini sebagai komponen utama alam semesta. Gravitasi dari materi gelap berfungsi sebagai "lem kosmik" yang memungkinkan galaksi untuk terbentuk, berotasi, dan tetap mempertahankan strukturnya. Bintang-bintang dalam galaksi diperkirakan akan terpisah bila tidak ada materi gelap.
“Tak satu pun model pembentukan galaksi dalam kerangka kosmologi standar kita yang dapat menjelaskan proses terbentuknya galaksi ini,” ungkap Maria Buzzo, kandidat doktor astrofisika di Universitas Teknologi Swinburne di Australia yang memimpin salah satu penelitian mengenai FCC 224.
Meski galaksi yang tidak mengandung materi gelap sudah pernah ditemukan. Satu dekade terakhir para ilmuwan berhasil mengenali sejumlah galaksi sejenis yang disebut sebagai "galaksi ultradifus." Galaksi-galaksi ini berukuran mirip dengan Bima Sakti, namun jumlah bintangnya sangat sedikit dan tersebar secara luas. Namun, FCC 224 memiliki karakteristik unik yang membuatnya semakin membingungkan.
Berbeda dengan galaksi ultradifus lainnya yang umumnya memiliki bintang-bintang redup, FCC 224 justru kaya akan gugus bintang yang terang dan terikat erat. Para ilmuwan biasanya menemukan gugus bintang padat ini pada galaksi besar yang mengandung materi gelap. Hal ini menimbulkan pertanyaan: bagaimana FCC 224 bisa memiliki begitu banyak gugus bintang terorganisir, tetapi justru tampak kekurangan materi gelap?
Selain itu, lingkungan kosmik di sekitar FCC 224 menunjukkan perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan galaksi lain yang juga minim materi gelap. Biasanya, para ilmuwan menemukan galaksi yang kekurangan materi gelap sebagai galaksi satelit yang terisolasi. Namun, FCC 224 berada di lingkungan yang lebih padat di tepi gugus galaksi, menunjukkan bahwa mekanisme pembentukannya mungkin berbeda dari yang kita duga.
Untuk menyelidiki misteri ini, tim astronom menggunakan data dari Observatorium Keck di Hawaii dan secara cermat melacak pergerakan selusin gugus bintang di dalam galaksi tersebut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kecepatan relatif antar gugus bintang sangat rendah, menandakan tidak ada tarikan gravitasi yang kuat, sesuatu yang seharusnya ada jika galaksi ini kaya akan materi gelap.
Saat ini, para ilmuwan masih mencari penjelasan yang memadai untuk keberadaan FCC 224. Tak satu pun teori pembentukan galaksi yang ada mampu sepenuhnya menjelaskan kombinasi unik dari sifat-sifatnya.
Beberapa peneliti berspekulasi bahwa FCC 224 mungkin terbentuk akibat tabrakan berkecepatan tinggi antara dua galaksi kaya gas, yang mungkin menghilangkan sebagian besar materi gelapnya. Penelitian ini masih harus diverifikasi lebih lanjut.
Penemuan FCC 224 membuka wawasan baru dalam pemahaman kita tentang keragaman galaksi di alam semesta. Ini menunjukkan kemungkinan adanya populasi galaksi katai yang sebelumnya tidak dikenal, yang kekurangan materi gelap dan terbentuk melalui mekanisme yang berbeda dari yang selama ini kita pahami.
"FCC 224 menjadi data krusial dalam penelitian kami untuk menemukan dan memahami galaksi-galaksi lain yang minim materi gelap," ungkap Buzzo.
Studi lanjutan terhadap galaksi-galaksi tidak biasa seperti FCC 224 sangat penting. Studi ini bisa membuka tabir misteri materi gelap dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang evolusi galaksi secara menyeluruh. (Space/Z-2)
Studi terbaru Universitas Durham mengungkap kemungkinan 80–100 galaksi satelit tersembunyi di sekitar Bima Sakti.
Para ilmuwan mengusulkan keberadaan bintang unik bernama dark dwarf, yang memanfaatkan energi dari materi gelap.
Teleskop James Webb merilis citra terbaru Bullet Cluster, mengungkap interaksi unik materi gelap dan gas panas dari tabrakan galaksi.
Penelitian terbaru ungkap bintang supermasif di alam semesta melepaskan massa lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya melalui angin bintang ekstrem.
Ilmuwan temukan lubang hitam supermasif sebagai akselerator partikel alami dengan energi luar biasa, membuka peluang baru memahami materi gelap yang selama ini sulit terdeteksi LHC.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved