Gunung Berapi Paling Aktif di Dunia Diperkirakan Akan Meletus Tahun Ini

Muhammad Ghifari A
01/2/2025 11:52
Gunung Berapi Paling Aktif di Dunia Diperkirakan Akan Meletus Tahun Ini
Axial Seamount, terletak 300 mil dari pantai Oregon, adalah salah satu gunung berapi paling aktif di dunia dengan letusan yang dapat terjadi setiap beberapa tahun.(NOAA)

CINCIN Api Samudra Pasifik adalah kawasan dengan aktivitas vulkanik tertinggi di planet kita. Di salah satu bagiannya, yang sebenarnya lebih mirip sebuah tapal kuda, terdapat Pegunungan Cascade, tempat di mana salah satu gunung berapi paling aktif di dunia bisa ditemukan.

Gelar ini disematkan pada Axial Seamount. Sebuah puncak bawah laut yang terletak sekitar 300 mil dari pantai Oregon. Para ilmuwan memperkirakan gunung berapi ini akan meletus sebelum tahun ini berakhir.

Berbeda dengan beberapa gunung berapi di kawasan lain yang bisa bertahan selama berabad-abad tanpa meletus, frekuensi letusan Axial Seamount dapat diukur dalam hitungan tahun. Kenyataannya, gunung berapi ini begitu aktif sehingga menjadi lokasi observatorium vulkanik bawah laut pertama di dunia, bernama New Millennium Observatory (NEMO). 

Saat ini, pemantauan dilakukan Ocean Observatories Initiative dengan menggunakan jaringan kabel bawah laut yang dikenal sebagai Regional Cable Array. Meskipun dimonitor dengan seksama sejak 1997, Axial Seamount mengalami letusan tahun 1998, 2011, dan 2015.  Kemungkinan tahun 2025 akan ditambahkan ke dalam daftar tersebut.

Untungnya, aktivitas Axial Seamount berbeda dari gunung berapi lainnya di Northwest, baik dalam hal frekuensi maupun tingkat keparahannya. Menurut Science Alert, struktur perisai puncak ini terbentuk dari lava yang lebih tipis, sehingga letusan apapun yang terjadi tidak akan bersifat eksplosif, melainkan akan mengeluarkan lava dan membentuk dasar laut baru. Dengan demikian, tidak ada ancaman tsunami yang akan membahayakan pantai-pantai terdekat.

Axial Seamount juga tidak termasuk dalam Zona Subduksi Cascadia, yang dikenal sebagai area berbahaya di mana para ahli memperkirakan akan terjadi gempa besar yang disebut "The Big One". Sebaliknya, gunung ini terletak di punggung bukit Juan de Fuca yang lebih berada di barat, dan kemungkinan letusannya tidak akan mempengaruhi aktivitas seismik di zona subduksi sepanjang pantai Oregon.

Para ilmuwan di Oregon State University (OSU) dan University of North Carolina di Wilmington telah aktif mempelajari pergerakan magma di dalam sistem Axial dengan menggunakan perekam tekanan dasar. 

Menurut laporan OPB, setiap dua tahun, para ilmuwan akan mengeluarkan perekam tersebut, mengumpulkan data yang telah direkam, dan menganalisisnya. Bill Chadwick dari OSU kemudian menggunakan informasi ini untuk mencoba memprediksi kapan Axial Seamount akan meletus kembali.

Chadwick melaporkan laju inflasi di Axial Seamount terus meningkat. Pembaruan pada bulan Oktober 2024 menyebutkan bahwa laju inflasi dan kegempaan di sekitarnya telah stabil. “Letusan tampaknya tidak akan terjadi dalam waktu dekat, tetapi tidak akan berlangsung selamanya,” ungkap Chadwick. Ia menyatakan letusan di Axial Seamount bisa terjadi antara sekarang dan akhir tahun 2025.

Para ilmuwan berharap dengan memantau Axial Seamount, mereka dapat mempelajari lebih lanjut tentang gunung berapi lainnya di seluruh dunia. Beruntunglah kita, gunung berapi paling aktif di Pacific Northwest menyediakan laboratorium ilmiah yang ideal untuk penelitian tersebut. (PopularMechanics/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya