Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PROSESOR kuantum Sycamore yang dikembangkan Google AI Quantum, terus jadi pusat perhatian dalam dunia komputasi. Prestasi Sycamore memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang tak dapat diatasi komputer klasik tercepat. Prestasi tersebut menjadi perkembangan yang pesat sejak prosesor tersebut dirilis pada beberapa tahun lalu.
Meski pencapaian Sycamore yang monumental dalam menyelesaikan tugas spesifik dalam hitungan menit akan membutuhkan ribuan tahun bagi superkomputer klasik, jalan menuju komputasi kuantum yang sepenuhnya fungsional masih cukup panjang.
Chairman Winmar Holdings Eric Syafutra menyebut ada beberapa tantangan bagi Google Sycamore. Pertama, kestabilan qubit. Qubit atau unit dasar informasi kuantum yang sangat rentan pada gangguan lingkungan menyebabkan kesalahan perhitungan.
"Meningkatkan stabilitas qubit dan mengurangi tingkat kesalahan adalah kunci membangun komputer kuantum yang handal dan skalabel," kata Eric, Rabu (25/12).
Masalah kedua dari sisi skalabilitas. Meski Sycamore menunjukkan potensi komputasi kuantum, ukurannya masih terbatas. Untuk menyelesaikan masalah ilmiah dan industri yang kompleks, diperlukan komputer kuantum dengan jumlah qubit yang jauh lebih besar dan tingkat konektivitas yang lebih tinggi.
Ketiga, algoritma kuantum. Pengembangan algoritma kuantum yang efisien dan efektif untuk menyelesaikan masalah spesifik merupakan tantangan besar.
"Saat ini, hanya sedikit algoritma kuantum yang diketahui dapat memanfaatkan sepenuhnya potensi komputasi kuantum," tuturnya.
Terlepas dari tantangan itu, Winmar Holdings menyampaikan Google terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan komputasi kuantum.
"Pengembangan Sycamore dan prosesor kuantum selanjutnya menandai tonggak penting perjalanan menuju era baru komputasi," imbuhnya.
Para peneliti, lanjut dia, berharap kemajuan bidang ini akan menghasilkan terobosan pada berbagai bidang, termasuk penemuan obat-obatan baru, pengembangan material canggih, dan optimasi sistem kompleks, bahkan sistem pencatatan blockchain.
Terlebih, saat ini sudah memasuki era Society 5.0 dan kemajuan terbaru dalam teknologi qubit serta koreksi kesalahan memberikan optimisme untuk masa depan komputasi kuantum.
Meski masih tahap awal, Sycamore dan penelitian sejenisnya menunjukkan potensi transformatif komputasi kuantum untuk mengubah cara kita hidup dan bekerja.
"Persaingan global dalam pengembangan teknologi kuantum juga semakin intensif, menjanjikan perkembangan lebih cepat dan inovatif pada tahun-tahun mendatang," pungkas Eric. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved