Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
CITRA terbaru Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) terhadap Galaksi Sombrero menampilkan "kota bintang" ini dalam cahaya baru, yaitu cahaya inframerah menengah, yang mengungkap gumpalan debu dalam cincin luar yang berbintik-bintik.
Galaksi Sombrero dinamai demikian karena dalam gambar cahaya tampak, yang terlihat hampir sejajar dengan kita, galaksi ini menyerupai topi sombrero dengan tepi lebar dan pusat yang menonjol. Namun, dalam citra terbaru JWST menggunakan instrumen Mid-Infrared (MIRI), tanda-tanda khas tersebut menghilang, digantikan oleh cincin debu yang bergelombang mengelilingi celah tempat inti terang dengan lubang hitam supermasif bersembunyi.
Terletak sekitar 31 juta tahun cahaya dari konstelasi Virgo, Galaksi Sombrero (dengan katalog Messier 104 dan NGC 4594) adalah galaksi spiral paling masif dalam radius 100 juta tahun cahaya dari Bumi, dengan massa total bintang setara 260 miliar massa matahari. Namun, tingkat pembentukan bintang di galaksi ini jauh lebih lambat dibandingkan galaksi Bima Sakti, hanya setengah massa matahari per tahun dibandingkan satu hingga dua massa matahari di galaksi kita.
Citra inframerah MIRI mampu mendeteksi debu dingin di cincin luar kaya debu Sombrero, menggantikan citra cahaya tampak dari bintang-bintang di galaksi tersebut. Debu ini, yang dihasilkan dari kematian bintang, sering berkumpul di sekitar lokasi bintang baru yang sedang terbentuk.
Namun, tingkat rendah hidrogen molekul yang diperlukan untuk pembentukan bintang menunjukkan bahwa sebagian besar materi mentah untuk pembentukan bintang telah habis digunakan selama peristiwa starburst besar miliaran tahun lalu.
Sombrero berada di area ruang angkasa yang relatif sepi, berbeda dengan Bima Sakti yang memiliki tetangga seperti Awan Magellan dan galaksi Andromeda. Kesepian ini mungkin memengaruhi perkembangan Sombrero, dengan sedikit interaksi antar galaksi untuk memicu aktivitas galaktik seperti active galactic nucleus (AGN).
Lubang hitam supermasif di pusatnya, yang dulu aktif menghasilkan jet partikel energi tinggi, kini sebagian besar tidak aktif, hanya menghasilkan jet sepanjang beberapa tahun cahaya.
Meski demikian, jejak masa lalu Sombrero tetap terlihat, seperti lobus besar partikel pemancar gelombang radio yang terbentang sejauh 30.000 tahun cahaya. Lobus ini mungkin terbentuk saat galaksi ini memakan awan gas antar galaksi raksasa di masa lalu. Kini, Sombrero tampaknya telah melewati masa-masa aktifnya, menjalani sisa waktu dengan tenang dan anggun di kedalaman ruang angkasa. (Space/Z-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved