Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
ALAM semesta kita dipenuhi dengan berbagai fenomena yang menakjubkan dan sering kali misterius. Salah satu kejadian yang paling mencuri perhatian adalah ledakan bintang, yang terjadi dalam berbagai skala dan intensitas.
Di antara jenis-jenis ledakan bintang yang dikenal, ada tiga yang paling menarik perhatian para astronom: nova, supernova, dan hypernova.
Masing-masing memiliki karakteristik unik dan dampak yang berbeda, yang tidak hanya mempengaruhi bintang itu sendiri tetapi juga lingkungan sekitarnya dan bahkan alam semesta secara keseluruhan.
Baca juga : Teleskop Webb Saksikan Bintang Pertamanya dan Mengambil Selfie
Fenomena nova dikenal sebagai ledakan bintang atau dalam bahasa Latin, "bintang baru".
Istilah ini muncul karena peristiwa ini menyebabkan benda langit yang tadinya redup tiba-tiba bersinar dengan terang, sehingga menciptakan kesan seolah-olah bintang baru muncul di langit.
Menurut laman BBC Sky at Night, nova terjadi ketika sebuah bintang katai putih, yang merupakan bintang mati yang sangat padat, mengalami ledakan termonuklir di permukaannya. Salah satu contoh terkenal dari nova adalah T Coronae Borealis (T CrB), yang berjarak sekitar 3.000 tahun cahaya dari Bumi.
Baca juga : Ilmuwan Temukan 'Jaring Kosmik' Cikal-bakal Terbentuknya Galaksi
Ledakan ini diketahui terjadi setiap 80 tahun, dengan cahaya yang baru terlihat di Bumi pada tahun 2024. Ledakan nova ini pertama kali dicatat pada tahun 1217 oleh Burchard, seorang kepala biara dari Ursberg, Jerman, yang menyaksikan bintang yang tadinya redup tiba-tiba bersinar dengan cahaya yang sangat terang.
Berbeda dengan nova, supernova adalah ledakan bintang yang jauh lebih besar dan lebih kuat. Bintang-bintang yang memiliki massa lebih dari 8 kali massa Matahari berakhir hidupnya dengan meledak sebagai supernova.
Ledakan ini menghasilkan energi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan nova, dan bintang yang mengalami supernova dapat menjadi sangat terang, bahkan hingga ratusan juta kali lipat dari cahaya semula.
Baca juga : Bintang Aneh yang Sempat Hilang 840 Tahun Mendadak Kembali Muncul
Peristiwa ini tidak hanya menghasilkan cahaya yang sangat terang, tetapi juga menyebarkan elemen-elemen berat ke seluruh ruang angkasa, yang kemudian membentuk materi baru yang penting bagi kehidupan di planet-planet yang terbentuk setelahnya.
Di puncak skala ledakan bintang adalah hypernova, yang merupakan ledakan bintang paling kuat yang dikenal di alam semesta. Hypernova bisa mencapai 10 hingga 100 kali lebih terang dibandingkan dengan supernova.
Energi yang dihasilkan dari hypernova sangat besar sehingga dapat sepenuhnya melenyapkan matahari kita hingga 100.000 kali lipat atau menyediakan energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dunia kita saat ini selama miliaran tahun ke depan.
Baca juga : Ramalan Zodiak Pekan Ini, Capricorn Fokuslah pada Kemajuan Karier Anda
Menurut laman Study Astronomy Swinburne University, hypernova atau collapsar adalah supernova dengan energi yang sangat besar yang dihasilkan dari keruntuhan bintang.
Hal ini sering melibatkan bintang yang sangat masif yang berputar sangat cepat dan memiliki medan magnet yang sangat besar.
Penjelasan lain menyatakan bahwa hypernova dapat terjadi ketika salah satu bintang dalam sistem bintang ganda bertabrakan dan bergabung dengan bintang pasangannya, menciptakan ledakan yang sangat kuat.
Nova, supernova, dan hypernova adalah tiga jenis ledakan bintang yang menunjukkan keragaman dan kompleksitas fenomena kosmik.
Dari ledakan kecil namun signifikan pada katai putih yang dikenal sebagai nova, hingga ledakan bintang yang sangat terang seperti supernova, dan akhirnya ledakan yang paling masif dan kuat, hypernova, masing-masing memiliki dampak yang mendalam pada lingkungan sekitar dan alam semesta secara keseluruhan.
Dengan memahami perbedaan dan karakteristik masing-masing jenis ledakan ini, kita dapat lebih menghargai keajaiban dan kekuatan alam semesta yang terus memukau kita dengan misterinya. (Z-10)
Supernova ini diberi nama SN2021yfj, pertama kali terdeteksi pada September 2021 oleh teleskop Zwicky Transient Facility (ZTF).
Baru-baru ini, Teleskop Luar Angkasa Hubble berhasil menangkap gambar sebuah bintang yang meledak menjadi supernova, baik sebelum maupun sesudah.
Tim astronom internasional berhasil mengembangkan protokol deteksi supernova pada tahap paling awal, bahkan kurang dari 24 jam setelah ledakan.
Para astronom menemukan fenomena langka, sebuah bintang raksasa yang meledak saat berhadapan dengan lubang hitam pendampingnya.
Astronom dari Chalmers University menemukan awan gas dan debu terbesar yang pernah diamati mengelilingi bintang raksasa merah Stephenson 2 DFK 52.
Astronom menemukan awan gas raksasa sepanjang 200 tahun cahaya di Bima Sakti, yang mengungkap proses pembentukan bintang dan aliran material ke inti galaksi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved