Senin 27 Maret 2023, 23:30 WIB

Cisco: Cuma Sepertiga Perusahaan di Indonesia yang Siap Hadapi Ancaman Siber

Zubaedah Hanum | Teknologi
Cisco: Cuma Sepertiga Perusahaan di Indonesia yang Siap Hadapi Ancaman Siber

AFP
Logo Cisco

 

HASIL studi terbaru Cisco menyatakan hanya 39% organisasi di Indonesia yang mempunyai kesiapan matang dalam menghadapi risiko keamanan siber modern.

Hasil studi berjudul "Cisco Cybersecurity Readiness Index: Resilience in a Hybrid World" ini juga menyatakan perusahaan di Indonesia mempunyai kinerja pengamanan siber lebih baik dari rata-rata global yang hanya mencapai 15%

Wakil Direktur Eksekutif dan Manajer Umum Keamanan dan Kolaborasi Cisco Jeetu Patel dalam pernyataan di Jakarta, Senin (27/3), mengatakan perusahaan harus menghadapi kompleksitas keamanan siber yang lebih besar seiring dengan pemanfaatan dunia hibrida yang makin besar. "Organisasi-organisasi harus berhenti melakukan pendekatan pertahanan dengan menggabungkan alat-alat dengan fungsi khusus, dan sebagai gantinya mempertimbangkan platform terintegrasi untuk mencapai ketahanan keamanan sekaligus mengurangi kompleksitas," kata Patel.

Baca juga : Tteknologi AI Berpotensi Picu Serangan Siber

Dia juga mengingatkan pentingnya kesiapan keamanan siber dan menutup celah terjadinya kesenjangan sesuai hasil survei mengingat sebanyak 96% responden telah memperkirakan insiden keamanan siber dapat mengganggu kegiatan bisnis dalam 12-24 bulan ke depan.

Patel memastikan para pemimpin bisnis juga harus menetapkan garis dasar kesiapan di lima pilar keamanan seperti identitas, perangkat, jaringan, beban kerja aplikasi dan data untuk membangun organisasi yang aman dan tangguh. "Dengan membangun basis, organisasi dapat membangun kekuatan mereka dan memprioritaskan area mana yang membutuhkan lebih banyak kematangan dan meningkatkan daya tahan mereka," kata Patel.

Baca juga : Telkomsel Ingatkan Konsumen agar Tidak Unduh Berkas .APK

Pimpinan Cisco Indonesia Marina Kacaribu menambahkan upaya untuk adopsi pendekatan platform integrasi di lima pilar kunci sangat penting dalam membantu perusahaan melindungi diri ketika pemanfaatan teknologi makin intens dilakukan.

"Keamanan siber terus menjadi prioritas utama pemerintah dan berbagai perusahaan di Indonesia. Dengan banyaknya layanan yang mengutamakan aplikasi saat ini, dan Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan digital ekonomi tercepat di Asia Tenggara, lebih banyak yang harus dilakukan untuk menutup kesenjangan kesiapan keamanan tersebut," kata Marina.

Hasil studi juga menyatakan biaya yang dikeluarkan karena ketidaksiapan dalam menghadapi ancaman siber bisa sangat besar dengan sebanyak 35% organisasi dari 55% responden mengaku mengeluarkan biaya minimal US$500 ribu.

Studi juga menegaskan sebanyak 93 responden siap meningkatkan anggaran siber minimal 10% dalam 12 bulan ke depan.

Survei double blind yang dilakukan pihak ketiga independen ini diikuti sekitar 6.700 responden pemimpin keamanan siber sektor swasta di 27 negara untuk menunjukkan kesiapan solusi keamanan siber dan tahap implementasi yang sudah dilakukan. (Ant/Z-4)

Baca Juga

MI/HO

Acer Indonesia Resmi Hadirkan Helios Neo 16

👤Basuki Eka Purnama 🕔Minggu 04 Juni 2023, 10:00 WIB
Helios Neo 16, yang dirancang ideal untuk gamers maupun konten kreator, hadir dengan harga lebih terjangkau dari seri laptop Helios lainnya...
Radio World//Jim Peck

Talenta Lokal Cita Rasa Global, Radio.Cloud Raih Penghargaan di Las Vegas

👤mediaindonesia.com 🕔Minggu 04 Juni 2023, 07:00 WIB
Tools satu ini di dibangun oleh talenta muda Indonesia dengan supervisi tim dari...
Ist

Listing 12 Koin Baru, Triv Kini Miliki 300+ Aset Kripto di Platform

👤Media Indonesia 🕔Sabtu 03 Juni 2023, 17:04 WIB
Sepanjang 2023, Triv mulai melihat kembali bergairahnya pasar aset kripto setelah penurunan harga signifikan pada...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya