Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
TIKTOK mengumumkan telah memindahkan informasi para penggunanya di Amerika Serikat (AS) ke server penyimpanan Oralce sebagai salah satu solusi menjawab regulasi AS terkait integritas penyimpanan data aplikasi tersebut.
Panel Keamanan Nasional AS sempat memerintahkan perusahaan induk TikTok, ByteDance, untuk mendivestasikan data aplikasi video populer itu atas kekhawatiran data itu akan diberikan kepada Pemerintah Tiongkok.
TikTok adalah salah satu aplikasi media sosial paling populer di dunia, dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif secara global dan menjadikan AS sebagai pasar terbesarnya.
Baca juga: Instagram Uj Layar Penuh, Mirip Tampilan TikTok
Dalam beberapa waktu terakhir, AS meneliti para pengembang aplikasi atas data pribadi yang mereka tangani, terutama jika beberapa di antaranya melibatkan personel militer atau intelijen AS.
Pada kepemimpinan Presiden AS sebelumnya, TikTok bahkan diperintahkan untuk dijual dan tidak lagi dimiliki oleh perusahaan asal Tiongkok itu.
Perintah itu tidak lagi diberlakukan setelah Joe Biden menggantikan Donald Trump sebagai presiden AS tahun lalu.
Meski begitu, Komite Investasi Asing di AS (CFIUS) tetap menyimpan kekhawatiran atas keamanan data di TikTok yang ditangani oleh ByteDance.
TikTok pun akhirnya mencari solusi untuk menangani masalah kepercayaan itu dengan memulai komunikasi bersama server data di AS yaitu Oracle pada Maret 2022.
Oracle telah membahas untuk mengakuisisi saham minoritas di TikTok pada 2020, ketika ByteDance berada di bawah tekanan AS untuk menjual aplikasi tersebut.
Raksasa komputasi awan itu sekarang menyimpan semua data pengguna TikTok AS di server mereka di AS di bawah kemitraan baru. (Ant/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved