Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
FACEBOOK mengumumkan pihaknya akan mematikan sistem facial recognition atau pengenalan wajah yang secara otomatis mengidentifikasi pengguna lewat foto serta video.
Keputusan itu diambil mengikuti tingkat kekhawatiran pengguna yang terus meningkat mengenai penggunaan teknologi tersebut.
"Di tengah ketidakpastian yang sedang berlangsung ini, kami percaya membatasi penggunaan facial recognition pada beberapa kasus khusus adalah tindakan tepat," ujar Vice President of Artificial Intelligence (AI) di Facebook Jerome Pesenti, Selasa (2/11).
Baca juga: Yahoo Hentikan Layanan di Tiongkok
Faktor lainnya yang menyebabkan penghentian fitur tersebut adalah belum matangnya regulasi yang mengatur masalah privasi pada sistem pengenalan wajah.
Dalam beberapa tahun terakhir, regulator hingga masyarakat berkompromi dan mendebat penggunaan sistem pengenalan wajah atas banyaknya pelanggaran privasi akibat sistem itu.
Sistem yang bisa mengenali wajah tersebut menjadi primadona bagi para pebisnis untuk keamanan, namun ternyata sistem itu dinilai berpotensi membahayakan privasi hingga menormalkan pengawasan yang menganggu.
Sebelum Facebook, beberapa perusahaan besar telah mengambil langkah serupa seperti IBM menghentikan penjualan produk Facial Recognition.
Lalu ada juga Microsoft serta Amazon yang memunda penjualan sistem itu karena masih belum jelasnya aturan mengenai sistem pengenalan wajah.
Dengan Facebook ikut bergabung memutuskan menyudahi penggunaan facial recognition, tentunya menjadi gebrakan bagi industri teknologi tidak lagi menggunakan sistem yang tidak terjamin keamanannya untuk privasi masyarakat.
Perusahaan yang pada pekan lalu memilih nama baru yaitu Meta memyebutkan lebih dari satu pertiga penggunanya memilih sistem pengenalan wajah untuk masuk ke media sosialnya.
Dan tentu dengan dihentikannya sistem itu akan ada 1 miliar orang berhenti menggunakan metode itu.
Juru bicara Facebook menyebutkan inisiatif itu bisa selesai di 2021 tepatnya di Desember sehingga langkah lanjutan bisa lebih maksimal untuk menjaga keamanan dan privasi masyarakat.
Namun, Facebook memastikan fitur alternatif yang mendeskripsikan gambar bagi pengguna yang mengalami gangguan pengelihatan akan tetap berfungsi normal.
Sebagai imbas dihentikannya sistem pengenalan wajah, individu yang dikenali dalam gambar namanya tak akan disertakan dan hanya disebut sebagai individu. (Ant/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved