Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TEKNOLOGI telekomunikasi terus mengalami perubahan dan perkembangan. Di tahun 1990-an, teknologi telepon selular baru menyediakan layanan 2G yang hanya mampu memberikan layanan voice dan SMS (Short Message Service).
Namun kini masyarakat Indonesia sudah disuguhkan dengan layanan 5G. Perubahan teknologi telekomunikasi ini juga membuat vendor handset untuk ikut mengembangkan perangkat yang ada menjadi 4G atau 5G demi mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang sangat bergantung pada layanan multimedia dan Over The Top (OTT).
Perkembangan teknologi ini tak semata-mata hanya di vendor handset. Vendor perangkat IoT (Internet of Things) dan mesin EDC (Electronic Data Capture) juga dituntut untuk melakukan evolusi teknologinya, dari 3G menjadi 4G atau 5G.
Menurut Agung Harsoyo, Dosen Sekolah Teknik Elektronika dan Informasi (STEI) ITB, adopsi teknologi baru seperti 4G dan 5G untuk perangkat IoT dan EDC juga merupakan suatu keniscayaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan adopsi digital masyarakat semakin tinggi, membuat era cashless society semakin populer dan diminati oleh masyarakat, karena memberikan pengalaman bertransaksi menjadi lebih efisien, praktis, cepat, aman, dan mudah.
“Oleh karenanya, jika dahulu teknologi 2G dan 3G pada mesin EDC konvensional sudah cukup, itu karena lalu lintas datanya sangat kecil," ujarnya dalam sebuah keterangan seperti dikutip, Kamis (14/10).
"Namun kini dengan semakin tingginya adopsi cashless di masyarakat, para penyelenggara transaksi elektronik perlu meng-upgrade EDC konvensional menjadi EDC berbasis Android yang sudah terkoneksi jaringan 4G untuk mengingkatkan pengalaman masyarakat dalam melakukan transaksi non tunai atau elektronik,” kata Agung.
Menurut Agung, banyak manfaat yang akan didapatkan masyarakat dan merchant jika alat IoT dan EDC yang mereka gunakan selama ini ditingkatkan ke EDC yang terkoneksi jaringan 4G, seperti EDC berbais Android.
Keunggulan EDC berbasis Android dibandingkan EDC konvensional adalah adanya integrasi layanan seperti Point of Sales (POS) System, aplikasi merchant, platform promosi dan loyalty serta adanya fitur Over the Air (OTA) yang mempermudah merchant dalam melakukan aktivitas update software.
Selain itu, EDC berbasis Android dapat menerima lebih banyak alternatif pembayaran elektronik seperti QRIS dan nirsentuh, yang semuanya didukung dengan koneksi 4G yang semakin mempercepat proses transaksi dengan laporan data secara real time.
Dengan di-upgradenya EDC konvensional menjadi EDC Android, selain akan mempercepat transaksi atau pemrosesan data, dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi penggunaan aset, menciptakan bisnis proses yang lebih efektif, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan akan semakin menambah keamanan.
"Saya meyakini para penyelenggara transaksi elektronik yang memakai EDC 3G sudah mendapatkan banyak sekali manfaatnya," katanya.
"Dengan mereka meng-upgrade teknologi IoT dan EDC menggunakan teknologi 4G, maka mereka dapat mengoptimalkan dan meningkatkan praktik perbankan ke tingkat kualitas yang lebih tinggi, tidak hanya melalui peningkatan proses perbankan, tapi juga dalam inovasi produk dan layanan serta keamanan transaksi yang diberikan akan semakin tinggi," tuturnya.
"Masyarakat yang mendapatkan pengalaman bertransaksi yang aman, mudah, cepat, dan terjamin akan berpotensi memperbesar jumlah transaksinya, sehingga upgrade EDC ke teknologi 4G ini akan berpotensi meningkatkan pendapatan penyelenggara transkasi elektronik di Indonesia," pungkas Agung. (RO/OL-09)
Penjatahan bandwidth menjadi isu tersendiri bagi para penyedia jasa layanan telekomunikasi di tengah meningkatnya penetrasi layanan streaming di Indonesia.
Sepanjang semester I/2019 Telkom mencatat kinerja perseroan yang semakin cemerlang.
Layanan IndiHome menunjukkan kinerja yang semakin kuat baik secara finansial maupun operasional.
Presiden Jokowi sudah menggelontorkan dana desa sebesar Rp275 triliun sejak 2014.
Sebagai BUMN telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menyadari betul pentingnya pembangunan infrastruktur terhadap pembangunan masyarakat dan ekonomi Indonesia.
Perolehan pendapatan ini didukung oleh pendapatan layanan digital Telkom yang tumbuh pesat mencapai 30% dari tahun sebelumnya.
Revolusi digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara masyarakat bertransaksi. Salah satu inovasi paling menonjol adalah munculnya sistem pembayaran tanpa batas.
Indonesia Emas 2045, sebuah visi besar untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan nasional, menempatkan ekonomi digital sebagai salah satu pilar utama.
Kemajuan teknologi digital membuka peluang baru melalui layanan kesehatan berbasis mobile. Aplikasi kesehatan yang dirancang khusus untuk menjangkau daerah dengan akses terbatas
Peeba Indonesia sebagai sebuah platform grosir digital, mengeksplorasi bagaimana tantangan-tantangan yang dialami para pemilik merk dapat dijawab dengan teknologi.
Dengan GEAR VLab lembaga pendidikan yang memiliki anggaran terbatas bisa tetap mengadopsi teknologi digital
. Dengan teknologi modern, mengolah lahan pertanian akan lebih gampang dan tentunya meningkatkan kesejahteraan petani.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved