Keamanan Digital Isu Penting akibat Adopsi Teknologi yang Cepat

Mediaindonesia.com
13/6/2021 20:57
Keamanan Digital Isu Penting akibat Adopsi Teknologi yang Cepat
Chief Customer Officer Telkomtelstra Agus F Abdillah.(DOK Pribadi.)

ANCAMAN kebocoran data dalam konteks keamanan digital (digital security) di Indonesia kembali menjadi perhatian masyarakat. Apalagi dalam beberapa waktu terakhir ini dugaan kebocoran data digital terjadi pada beberapa perusahaan maupun lembaga pemerintahan di Tanah Air.

Menurut laporan lembaga Check Point, Software Technologies Inc, Indonesia saat ini menjadi negara ketiga yang paling ditarget dalam ancaman digital security setelah Amerika Serikat dan India. Industri finansial atau keuangan menjadi sektor yang paling rentan terhadap ancaman digital security.

Chief Customer Officer Telkomtelstra Agus F Abdillah menjelaskan bahwa dalam dunia digital, keamanan menjadi isu yang sangat penting terlebih di tengah pandemi yang telah berlangsung selama lebih dari setahun ini. Hal tersebut karena adopsi teknologi digital sangat cepat berkembang terutama yang terkait dengan cara manusia berinteraksi antara satu dengan lain.

"Bagaimana perusahaan bisa menjamin keamanan data dari pelanggan supaya tidak terjadi kebocoran data menjadi hal yang sangat penting karena memang di dunia digital, security menjadi isu yang sangat penting. Apalagi bagi perusahaan yang melakukan transformasi digital. Hal penting dalam dunia digital, selain network dan aplikasi, tentu saja security," jelas Agusfa.

Dia menambahkan bahwa sebagai penyedia layanan cloud di Indonesia, Telkomtelstra yang merupakan perusahaan joint venture antara PT Telkom Indonesia dengan Telstra Australia menghadirkan satu layanan cloud lokal yang berlokasi di Indonesia dan dapat memenuhi semua aspek kebutuhan perusahaan, baik reability, scability, availability, maupun security.

Partnership Account Manager Qiscus Hanny Winarti mengungkapkan pentingnya upaya untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang baik dan aman dalam situasi pandemi. Ini karena pengalaman pelanggan nyatanya dapat meningkatkan pendapatan dan daya saing bagi perusahaan.

"Komunikasi merupakan harapan baru bagi pengalaman pelanggan. Untuk itu Qiscus hadir untuk memberikan harapan tersebut dengan terintegrasi dan aman. Berdasarkan data datareportal.com, pada 2020 teknologi seluler menjadi raja karena 51,1% lalu lintas ke situs web berasal dari ponsel dan ada 171 juta pengguna internet seluler," jelas Hanny.

Menurutnya, saat ini konsumen ingin mengakses bisnis di mana pun dan kapan pun, langsung dari ponsel mereka. Karena konektivitas yang konstan telah menjadi gaya hidup, konsumen mengelola setiap aspek komunikasi sehari-hari dari perangkat seluler yang mereka pakai. "Qiscus merupakan platform percakapan yang membantu bisnis merangkul harapan baru akan pengalaman pelanggan yang luar biasa melalui kemampuan untuk terlibat dalam percakapan tepat waktu dalam skala besar," kata dia.

Hanny menjelaskan mekanisme penggunaan Qiscus yakni saat konsumen chat, akan masuk ke beberapa channel platform layanan pesan seperti Whatsapp, Mesengger, Line, dan lain-lain. Jika memang ada kebutuhan menginteraksikan dengan chatbot, pesan dari konsumen tersebut akan di-handle oleh chatbot terlebih dahulu yang ada di multichannel chat. "Namun jika chatbot-nya sudah mendapatkan pertanyaan yang lebih kompleks, juga bisa diteruskan ke live agent," jelasnya.

Senior Cloud & UC Product Specialist Telkomtelstra M Ryan Matrasiwi menjelaskan masih banyak masyarakat yang bertanya tentang keamanan data komunikasi konsumen dengan perusahaan karena komunikasi tersebut bersifat confidential. Jika terjadi kebocoran data, selain menyebabkan kerugian yang berdampak ke branding perusahaan, kepercayaan dari pelanggan bisa menurun dan berimbas pada profit yang menurun.

 

Oleh karena itu perusahaan harus menciptakan dan menjaga kepercayaan konsumen kepada produk atau layanannya dengan menerapkan keamanan data digital. Salah satu upaya yang bisa dilakukan yakni menempatkan aplikasi perusahaan pada layanan cloud yang tersedia. "Tentu layanan cloud tersebut harus bisa memenuhi kebutuhan perusahaan, baik faktor reability, scability, availability, dan tentu saja security dengan baik," pungkasnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya