Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
APLIKASI percakapan WhatsApp yang diakuisisi Facebook Inc pada 2014 lalu baru mengumumkan rekor terbaru. Rekor ini dicapai dari jumlah pengguna WhatsApp yang diklaim sudah mencapai dua miliar pengguna.
Rekor itu menandakan WhatsApp masih menjadi aplikasi percakapan yang populer di dunia, meski punya tampilan sederhana. Tidak heran, aplikasi ini disukai karena tetap tidak menampilkan iklan dan bisa digunakan gratis oleh penggunanya.
Dikutip dari Tech Crunch, jumlah pengguna WhatsApp saat ini cukup fantastis. Dua tahun lalu, WhatsApp sudah mengantongi 1,5 miliar pengguna. WhatsApp kini resmi bergabung dengan Facebook yang menjadi aplikasi dengan jumlah pengguna lebih dari 2 miliar.
Baca juga: Produksi Perangkat Samsung tidak Terpengaruh Virus Korona
Facebook tetap berada di posisi pertama. Aplikasi media sosial buatan Mark Zuckerberg ini dilaporkan sudah punya 2,5 miliar pengguna.
Di blog resmi WhatsApp, mereka menyatakan terus berkomitmen menyediakan perlindungan privasi bagi penggunanya.
"Kami tahu semakin banyak orang yang terhubung (via WhatsApp), maka semakin banyak yang harus dilindungi. Sejalan dengan keseharian di dunia online, kami meyakini melindungi percakapan (privasi) menjadi semakin penting," tulis WhatsApp.
"Ini yang menjadi alasan setiap pesan di WhatsApp dikirim menggunakan enkripsi end-to-end. Enkripsi yang kuat bertindak seperti kunci digital yang menjaga informasi yang dikirim di WhatsApp tetap aman, terlindungi dari peretas dan kriminal," jelas mereka.
"Pesan hanya tersimpan di ponsel Anda, tidak ada yang bisa membacanya atau mendengarkan telepon Anda, termasuk kami. Privasi percakapan Anda tetap ada di Anda," tambahnya.
Meskipun WhatsApp diklaim sebagai aplikasi percakapan dengan perlindungan yang aman. Namun, beberapa kali, aplikasi ini didera kabar mengenai celah keamanan yang serius.
Beberapa waktu lalu, ponsel iPhone X milik miliuner sekaligus pendiri Amazon Jeff Bezos ternyata diretas melalui video berisi spyware yang dikirim via WhatsApp.
Aplikasi ini juga sempat menggugat perusahaan teknologi NSO Group asal Israel karena mengeksploitasi celah keamanan yang ditemukan.
NSO Group diketahui mengembangkan spyware bernama Pegasus yang bisa memantau percakapan pengguna WhatsApp. Spyware yang dijual bebas ini diduga juga digunakan oleh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi untuk meretas ponsel Jeff Bezos. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved