Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Pentingnya Mengkonvergensikan IT dan OT

Sri Purwandhari
29/8/2019 19:37
Pentingnya Mengkonvergensikan IT dan OT
Pentingnya Mengkonvergensikan IT dan OT(Ist)

DALAM era Industri 4.0, teknologi terus berkembang. Pabrik, instansi pemerintah, perbankan, bendungan hingga pusat tenaga nuklir termasuk lembaga keamanan negara pasti memakai komputer lengkap dengan storage  dan networking.

Selain itu, masih ada berbagai infrastruktur lainnya  untuk menciptakan, memroses, mengamankan segala sesuatunya. Oleh karena itu, divisi  IT (Information technology) selalu ada dalam institusi atau organisasi tersebut dan menjadi bagian yang penting.

Baca juga: Gandeng Finnet, Weyland Indonesia Perkasa Luncurkan Atozpay

Namun IT tak lagi bisa bekerja sendiri. Transformasi digital dan serangan siber semakin canggih, sehingga  organisasi memerlukan operational technology (OT). Teknologi operasional mengacu pada perangkat keras dan perangkat lunak yang dipakai untuk menjalankan sistem kontrol industri seperti SCADA yang berfungsi sebagai fondasi berbagai bidang infrastruktur kritis.

"OT berbeda dari sistem IT tradisional. Selama ini, IT dan OT dikelola secara terpisah, padahal yang efektif adalah konvergensi IT dan OT mengingat serangan siber semakin canggih. Bayangkan bila terjadi downtime akibat serangan siber. Tak hanya produktivitas saja yang terdampak, tapi juga kerugian bahkan keselamatan pekerja juga masyarakat dan keamanan negara," kata Vincent Liu, Direktur Penjualan Regional APAC di Npzomi Networks saat press gathering di Gand Hyatt, Jakarta, Kamis (28/8).

Teknologi adalah sebuah keniscayaan. Ibarat pedang bermata dua, di satu sisi bisa berdampak positif, tapi di sisi lain bisa berdampak negatif. Tergantung pemakainya. Para penjahat cyber juga akan terus mempercanggih serangannya untuk bisa melakukan kejahatan hingga sabotase.

"Makanya, organisasi harus menyiapkan anggaran siber yang signifikan mengingat serangan cyber seperti malware, phising spyware, dan pelanggaran keamanan seluler dapat memegaruhi teknologi operasional," ujar Chin Beng Yue, Regional Sales Director, APAC Fortinet.

Oleh karena itu, Fortinet menyarankan organisasi untuk menyatukan lingkungan IT dan OT untuk bersaing secara efektif dalam ekonomi digital saat ini. Pasalnya, jika tidak diantisipasi, risikonya adalah kehilangan pendapatan, reputasi sebuah brand, kerusakan fisik, hingga nyawa. (OL-6)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya