Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
SAYA pengguna moda transportasi darat commuter line yang setiap hari pulang melalui Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan.
Saking seringnya melalui stasiun tersebut, saya sering juga melihat banyak orang mengantre panjang membeli tiket, terutama sore hari. Bahkan, antrean terkadang sampai keluar stasiun.
Awalnya, saya berpikir tiga loket yang ada memang tak mampu menampung antrean.
Namun, ternyata dari tiga loket yang ada, yang lebih sering buka cuma satu.
Di hari lain, kebetulan saldo e-money saya tidak mencukupi untuk men-tap di loket sehingga saya harus beli kartu commuter line.
Saya mulai merasa heran karena lagi-lagi loket yang buka hanya satu.
Cuma kesabaran yang memaksa saya harus ikut antre panjang.
Ketika saya bertanya kepada petugas loket kenapa cuma buka satu, sambil melayani pembelian dan tanpa banyak bicara dia hanya menjawab, "Tidak dibuka."
Penjelasan yang singkat, padat, tapi tidak jelas karena tanpa alasan.
Bisa dibayangkan betapa jengkelnya kita ketika mendapat jawaban yang sama sekali enggak jelas tersebut.
Sebagai pengguna commuter line, saya dan mungkin juga konsumen yang lain merasa bahwa pelayanan loket di Stasiun Tanjung Barat belum maksimal.
Kondisi seperti itu jelas merugikan waktu bagi pengguna.
Bagaimana kalau situasi tiba-tiba hujan, sedangkan antrean begitu mengular hingga ke luar?
Saya berharap pelayanan loket di Stasiun Tanjung Barat dapat dioptimalkan.
Kalau memang kondisi sedang tidak ramai, tentu tak perlu semua loket dibuka.
Namun, kalau sudah memasuki peak hours tentu tak bijak jika hanya membuka satu loket. Semoga bisa mendapat perhatian.
Cesariana Ambarwati
Mahasiswa IISIP Jakarta
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved