Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
POLITIK suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), suka tidak suka, tak dapat dipisahkan dengan dinamika perpolitikan di Indonesia. Bahkan politik SARA telah membayangi politik pluralisme yang selama ini menjadi modalitas utama dalam melewati masa transisi demokrasi.
Hal ini pun dapat kita lihat secara faktual pada masa pemilihan pemimpin, baik pemimpin daerah maupun pemimpin negara. Banyak propaganda yang terjadi di dalamnya. Baik berupa ujaran, pemberitaan, dan lain sebagainya.
Momentum politik SARA seperti menemukan oasis menjelang pemilihan pemimpin daerah. Tidak bisa dimungkiri kalau politik model begini lebih cenderung pada penyesatan opini publik atas dasar sentimen etnik, agama, dan ideologi tanpa fakta. Inilah wajah asli dari politik SARA.
Dampaknya sangat mengerikan karena mengancam nilai-nilai keadaban publik. Perlu sebuah kesadaran diri guna memerangi isu SARA dengan cara meningkatkan kepekaan sosial selain perlunya meningkatkan peran media massa untuk menjadi kontrol sosial dalam masyarakat.
Media massa harus mampu memberikan informasi sesuai dengan fakta, tanpa menambah atau mengurangi informasi yang ada secara faktual. Agar politik SARA dapat diminimalkan, media massa harus menempatkan dirinya secara bermartabat dan jadi penopang kepetingan rakyat. Wallahu’alam bi al-shawab.
Ali Damsuki
Mahasiswa Komunikasi
dan Penyiaran Islam
UIN Walisongo, Semarang
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved