Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
BUKAN hal baru kalau banyak anggota masyarakat kita tergolong sulit untuk membeli tong sampah plastik yang berharga Rp100 ribuan. Terlebih kalau akhirnya harus memberi dua buah guna menampung sampah organik dan anorganik.
Tempat sampah dari plastik ini memang rawan untuk diambil orang yang tidak bertanggung jawab. Tong sampahnya diambil, sedangkan sampahnya dibiarkan berserakan. Hal itulah yang kerap terjadi di masyarakat kita.
Jadi, kalau kemudian anggota masyarakat enggan membeli tong sampah seperti itu, lebih disebabkan rasa sebal. Kalau sudah begini, kapan Indonesia bisa bebas sampah dan masyarakat disipĀlin membuang sampah?
Barangkali yang perlu dipikirkan lembaga-lembaga pemerintahan yang mengusung masalah lingkungan ialah melakukan terobosan. Pola kerja sama bisa dilakukan dengan industri plastik yang ada di setiap provinsi untuk mendesain dan memproduksi massal tong sampah bahan daur ulang yang ringĀan dan kuat. Bentuk, ukuran standar, warna berbeda untuk organik/anorganik, serta cetakan nama kelurahan dan nomor kode pos bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Tong sampah ini akan lebih cantik lagi bila disubsidi pemerintah sebesar 30%-50%, kemudian dijual murah non-PPN ke masyarakat melalui RT/kelurahan dengan kuitansi tercantum nomor kode sehingga tak mudah tertukar antartetangga atau dicolong. Kalau itu bisa diwujudkan, rasanya cukup membantu masalah sampah di Ibu Kota yang amat memusingkan.
T Veraz
Jakarta Pusat
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved