Ruang Hijau di Graha Raya Menyempit

PEMBANGUNAN kompleks perumahan dan pertokoan di wilayah Graha Raya, Kelurahan Pondok Jagung Timur, Serpong Utara, Tangerang Selatan, sangatlah pesat.

Saya teringat lima tahun lalu, kompleks Graha Raya yang bisa ditelusuri dari Ciledug atau Cipondoh mengarah ke Sektor IX Bintaro tersebut masihlah sepi.

Warga di sekitar menyebutnya sebagai sarang begal.

Menakjubkan dalam waktu yang tidak lama, atau setelah dibukanya akses jalan Tol Alam Sutera-Kebon Jeruk, kini Graha Raya disulap menjadi kawasan yang ramai dan tidak pernah tidur.

Ruko-ruko mulai yang berlantai 2 hingga 5 bermunculan. Sebagian beroperasi sehari penuh (24 jam).

Saya yang tinggal di salah satu cluster di sana merasa nyaman.

Meski banyak bangunan, ruang terbuka hijau masih bisa dinikmati.

Udara segar pun segara terasa pada saat melintas wilayah tersebut.

Bahkan pada minggu pagi, ada pasar senggol.

Banyak warga berolahraga dan dilanjutkan dengan belanja makanan atau kebutuhan lain yang disediakan penjual dadakan itu.

Namun sayang, seiring pengembangan wilayah di Graha Raya, sikap pengembang terhadap penataan wilayah seperti berubah.

Ada ruang terbuka hijau dijadikan kompleks pertokoan dan perumahan.

Belum lama ini, tepatnya di depan Pasar Segar Graha Raya, Pondok Jagung, RTH yang cukup rindang dan memancarkan udara segar dialihfungsikan menjadi ruko dan perumahan.

Proses pembangunannya masih berlangsung hingga sekarang.

Sebagai warga Graha Raya, ada kekhawatiran pengalihan fungsi RTH tersebut berdampak buruk dan melanggar kewajiban pengembang.

Bisa jadi ketersediaan air tanah akan berkurang dan yang jelas udara segar akan sulit ditemukan lagi di sekitar Graha Raya.

Hotma Salomo
Pondok Jagung Timur, Serpong Utara,
Tangerang Selatan.