Tindak Tegas Perusak Salam Pramuka

SEKITAR dua bulan ini, Maret dan April, muncul hal yang tidak lazim dalam ucapan salam pramuka.

Salam yang sejatinya sebagai perwujudan penghargaan seorang pramuka kepada pramuka lainnya dirusak orang-orang tidak bertanggung jawab.

Simbol dan salam ciri khas pramuka itu diidentikkan dengan video porno.

Kini ketika kita mengetik salam pramuka di Google, yang akan muncul ialah sederetan video-video negatif.

Tercatat ada 100 link video.

Alih-alih membantu proses pendidikan luar lingkungan sekolah yang selalu diperingati setiap 14 Agustus itu dan menjadi garda terdepan pembentukan karakter anak-anak bangsa, video itu malah mencoreng salam pramuka.

Sejak kecil, kita sudah di diajari ayah dan ibu di rumah, juga oleh guru di sekolah, bahwa manusia ialah makhluk sosial.

Artinya, manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain.

Salah satu cara manusia mengekspresikan diri sebagai makhluk sosial ialah mengucapkan salam.

Dalam Islam, salam diartikan sebagai bentuk doa dan penghormatan (An Nisa : 86 dan Al Ahzab: 44).

Ketika satu muslim bertemu dengan muslim lain, mereka mengucapkan salam untuk saling mendoakan.

Salam dalam Islam dapat merekatkan persaudaraan.

Tidak hanya di agama Islam, agama lain pun sama.

Begitu pula kata salam pramuka.

Salam pramuka itu ciri khas Gerakan Pramuka.

Salam pramuka itu perwujudan atas penghargaan.

Praktik salam pramuka diekspresikan dengan memberikan hormat sambil meneriakkan salam pramuka.

Kemudian, itu akan dijawab dengan meneriakkan 'salam' sambil menghormat juga.

Pengucapan salam pramuka bahkan dapat memberikan ikatan jiwa yang kuat karena disampaikan untuk saling menghormati, menghargai, dan dilakukan secara indah, senyum, terstruktur, dan penuh keikhlasan. Begitu bermakna bukan?

Lalu, ketika ada orang-orang tidak bertanggung jawab yang mengaburkan makna ini dan mengidentikkan kata salam pramuka dengan video porno, kita harus bagaimana?

Menurut saya, pelaku harus ditindak tegas karena itu bisa berdampak negatif bagi anak-anak bangsa.

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault, telah mengirim surat protes ke pihak Google, Youtube, dan berkoordinasi dengan Kementerian Kominfo untuk secepatnya menghapus video-video yang telah beredar itu.

Mengatasi hal itu tidak mudah. Itu perlu disosialisasikan kepada masyarakat, khususnya orangtua agar terus mengawasi putra-putri saat membuka internet.

Robby Aditya Putra
Mahasiswa Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah
Tim Siber Nasional Gerakan Pramuka