Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Konsumen Punya Hak Memilih

H Mukidi Jakarta
24/3/2016 06:55
Konsumen Punya Hak Memilih
(ANTARA/M Agung Rajasa)

SAYA pernah merasakan jengkel yang luar biasa ketika naik taksi yang sedang mangkal.

Ketika saya menyebutkan tujuan, dengan enteng sang sopir menolak karena terlalu dekat.

Kali lain, ketika menyetop taksi dari perusahaan ternama, sopir sempat berhenti tapi bertanya tujuan saya.

Dia pun menolak karena tujuan saya tidak searah dengan dia yang akan pulang ke pul.

Itu cuma sekelumit pengalaman yang mungkin saja juga dialami banyak orang terhadap taksi argometer.

Sebal, jengkel, marah, dan sejumlah perasaan tidak nyaman pasti singgah di hati.

Namun, apa daya, karena saya tidak punya daya tawar, terpaksa menelan semua kekecewaan itu.

Ketika muncul layanan taksi daring, saya seperti punya alternatif.

Akhirnya, harus diakui bahwa hal ini amat membantu.

Taksi tersebut tidak pernah menolak tujuan semacet apa pun, ada pilihan kendaraan, nyaman, dan harga yang bersaing.

Siapa yang tidak kesengsem?

Sebagai konsumen, tentu punya hak pilih terhadap barang-barang yang ditawarkan.

Tinggal sekarang bagaimana produsen memoles produknya sebaik mungkin.

Perkembangan teknologi ialah sebuah keniscayaan dan tak bisa dihindari, tinggal kita mau beradaptasi atau tertinggal.

Mungkin di taksi daring ada sesuatu yang belum pas, tinggal pemerintah mengeluarkan regulasi agar ada kesetaraan, bukan berarti kemudian mematikan keberadaan taksi daring.

Tinggal sekarang bagaimana taksi konvensional, yang kadang menolak order, berbenah karena kemajuan zaman tak bisa dibendung lagi.

Semoga ada jalan terbaik yang sama-sama menguntungkan bagi taksi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik