Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
ITALIA menjadi rintangan terakhir yang harus dihadapi Inggris untuk meraih tiket ke final turnamen besar ketiga secara beruntun. Setelah menyingkirkan Swedia lewat adu penalti di perempat final, Lionesses akan bertemu Le Azzurre di semifinal Euro 2025 di Jenewa, Selasa mendatang.
Meski Inggris difavoritkan, performa impresif Italia saat menyingkirkan Norwegia membuktikan mereka tak bisa diremehkan. Saat ini, Italia berada di peringkat 13 FIFA—delapan posisi di bawah Inggris—namun sejak 2003 mereka tak pernah jatuh dari posisi 19 besar.
Dalam satu dekade terakhir, kedua tim sudah tiga kali bertemu. Inggris menang 2-1 di Arnold Clark Cup 2023 dan membantai Italia 5-1 dalam laga persahabatan setahun kemudian. Sementara pada 2017, keduanya bermain imbang 1-1.
Italia lolos ke fase gugur sebagai runner-up Grup B di bawah juara dunia Spanyol. Mereka mengalahkan Belgia 1-0, bermain imbang 1-1 lawan Portugal, dan kalah 3-1 dari Spanyol. Namun hasil itu cukup karena Portugal gagal menang di laga terakhir.
Di perempat final, Italia tampil dominan melawan Norwegia. Kapten Cristiana Girelli membuka keunggulan pada menit ke-50, sebelum disamakan oleh Ada Hegerberg yang sebelumnya gagal mengeksekusi penalti. Namun Girelli kembali jadi pahlawan lewat sundulan di masa tambahan waktu, memastikan Italia lolos ke semifinal untuk pertama kalinya sejak 1997.
Italia pernah menjadi finalis Euro 1997 dan rutin tampil di semua edisi Piala Eropa, kecuali 1995. Di Piala Dunia, prestasi terbaik mereka adalah perempat final pada 2019 di Prancis.
Sepak bola putri Italia mulai berkembang pesat setelah FIGC mengesahkan status profesional untuk Serie A Femminile pada musim 2022/23. Namun fondasinya sudah diletakkan oleh legenda seperti Carolina Morace—top skor Serie A 11 musim beruntun dan pencetak hat-trick pertama di Piala Dunia Wanita 1991—serta Patrizia Panico, pencetak gol terbanyak sepanjang masa Italia.
Italia memang hanya mencetak tiga gol di fase grup, tetapi selalu unggul lebih dulu di setiap laga mereka di Swiss. Tim asuhan Andrea Soncin piawai menguasai bola dan melakukan transisi cepat dari bertahan ke menyerang.
Gaya main melebar Italia bisa merepotkan Inggris. Saat menghadapi Norwegia, pemain sayap mereka menempel garis lapangan, memaksa lawan bertahan lebih dalam. Hal serupa bisa menghambat peran full-back Inggris seperti Lucy Bronze dan Alex Greenwood.
“Italia menunjukkan semangat, lapar kemenangan, dan keyakinan. Mereka mencerminkan pertumbuhan sepak bola wanita Italia,” kata mantan bek Inggris, Anita Asante.
Meski demikian, Italia terlihat kelelahan di babak kedua melawan Norwegia, memberi peluang lawan yang gagal dimanfaatkan. Inggris sendiri juga kelelahan setelah harus melalui babak tambahan dan adu penalti lawan Swedia, ditambah kekhawatiran soal cedera kapten Leah Williamson. (BBC/Z-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved