Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kisah Kebangkitan Sepak Bola Uzbekistan hingga Lolos Piala Dunia 2026, Perkuat Akar Rumput

Akmal Fauzi
17/6/2025 19:06
Kisah Kebangkitan Sepak Bola Uzbekistan hingga Lolos Piala Dunia 2026, Perkuat Akar Rumput
Timnas Uzbeksitan melakukan selebrasi usai memastikan diri meraih tiket ke Piala Dunia 2026.(AFP/Fadel Senna)

DI jalan-jalan Tashkent, Kamis (6/5) malam, langit dipenuhi cahaya kembang api. Suara klakson bersahut-sahutan, bendera biru-putih- hijau berkibar di tangan anak-anak muda yang tumpah ruah ke jalan. 

Sementara itu, tangis bahagia pecah di bangku cadangan stadion Al Nahyan Uni Emirat Arab. Uzbekistan menahan imbang 0-0 tuan rumah sekaligus memastikan lolos ke Piala Dunia. 

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, negeri di jantung Asia Tengah itu akan ambil bagian dalam ajang sepak bola paling bergengsi di dunia, Piala Dunia 2026

Pesta kemudian berlanjut pada pada Selasa (10/6) di Stadion Bunyodkor, saat Uzbekistan menutup kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dengan kemenangan 3-0 atas tim tamu Qatar. Perayaan megah berlangsung di stadion. Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev yang menonton langsung pertandingan tersebut memberikan hadiah mobil listrik BYD untuk semua pemain, pelatih, dan staf timnas sebagai bentuk penghargaan.

 Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev bersama timnas Uzbekistan. (Foto: president.uz)

Namun, di balik gemuruh sorak dan pesta kembang api, ada kisah panjang tentang keyakinan, strategi, dan pembangunan sepak bola timnas berjuluk 'Srigala Putih' yang sabar menuju pentas dunia.

Awal dari Sebuah Perjalanan Panjang

Tahun 2018 menjadi titik balik bagi sepak bola Uzbekistan. Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev mengesahkan sebuah program nasional ambisius, dengan pengembangan sepak bola dari akar rumput hingga level profesional. Tak sekadar membangun lapangan atau akademi, program ini menciptakan sistem. 

Di 14 wilayah, akademi usia dini didirikan, melatih anak-anak dan remaja berbakat dengan standar profesional. Mereka bukan hanya diajari cara menendang bola, tetapi juga disiplin, kerja sama tim, dan semangat nasionalisme.

Sepak bola bukan lagi sekadar olahraga, tapi menjadi simbol identitas dan harapan. Pemerintah meningkatkan kualitas pelatih, memperketat lisensi wasit, memperbanyak turnamen lokal, dan yang paling penting, membangun sistem yang terukur dan berkelanjutan.

Pada April 2023, Presiden Shavkat Miromonovich Mirziyoyev juga menandatangani sebuah dekrit penting yang menandai langkah besar dalam pengembangan sepak bola nasional. Melalui kebijakan ini, Sekolah Sepak Bola (SSB) resmi diubah menjadi Akademi Sepak Bola, sebuah transformasi signifikan yang mencerminkan keseriusan pemerintah dalam membangun fondasi olahraga sejak usia dini.

Belajar dari Jepang dan Kroasia

Transformasi tak berhenti di situ. Mengutip laporan dari Gazeta.uz, Uzbekistan membuka diri, belajar dari negara-negara yang telah lebih dulu berhasil. Jepang dan Kroasia menjadi model: negara yang tak besar secara geografis, tapi mampu mencetak prestasi global berkat pembinaan usia dini yang konsisten.

Festival sepak bola digelar dari desa hingga kota, bahkan anak-anak prasekolah diajak mengenal bola lebih awal. Sekolah Sepak Bola pun bertransformasi menjadi Akademi Sepak Bola dengan kurikulum dan struktur yang lebih tertata. Pemerintah bahkan mengundang pelatih-pelatih asing dan menjalin kerja sama internasional.

Menapaki Tangga Kesuksesan

Hasilnya? Perlahan namun pasti mulai terlihat. Tahun 2018, tim U-23 Uzbekistan menjuarai Piala Asia di Tiongkok. Lalu giliran U-20 yang bersinar di Tashkent pada 2023. Tahun berikutnya, tim U-23 lolos ke Olimpiade, sinyal kuat bahwa Uzbekistan bukan lagi sekadar peserta, tapi pesaing serius di level Asia.

Dan akhirnya, pada tahun 2025, sejarah benar-benar ditulis. Uzbekistan mengamankan tiket ke Piala Dunia 2026, setelah melalui kualifikasi yang menantang di Grup A,  satu grup bersama Iran, Qatar, UEA, Korea Utara, dan Kirgistan.

Pertandingan kunci melawan Uni Emirat Arab berakhir imbang, cukup untuk mengunci 18 poin dan memastikan posisi mereka di daftar peserta Piala Dunia. Stadion berubah menjadi lautan emosi. Masyarakat menyambut dengan pawai, nyanyian, dan air mata kebanggaan.

Presiden Shavkat Mirziyoyev menyampaikan selamat kepada para pemain, menyebut keberhasilan ini sebagai wujud dari keberanian dan kerja keras yang tak tergoyahkan. Lebih dari itu, beliau percaya bahwa kemenangan ini akan menjadi bahan bakar bagi generasi muda Uzbekistan, membakar semangat mereka untuk terus bermimpi dan berprestasi.

Menuju Amerika, Kanada, dan Meksiko

Piala Dunia 2026 akan digelar di tiga negara: Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Dengan format baru yang memperluas jumlah peserta menjadi 48 tim, Uzbekistan kini berdiri di antara negara-negara besar, mengusung mimpi besar dengan kepala tegak.

Bagi banyak rakyat Uzbekistan, ini lebih dari sekadar pertandingan. Ini adalah cerita tentang mimpi yang tak pernah padam, tentang negara yang bangkit lewat sepak bola, dan tentang harapan yang kini bergulir di lapangan dunia. (P-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya