Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DUA pemain keturunan yang sedang menjalani uji coba timnas putri Indonesia, Noa Leatomu dan Estella Loupatty, menegaskan tidak akan berpaling dari Merah Putih apabila mendapat panggilan dari negara lain.
Noa, yang berdarah Belanda, mengatakan hatinya tetap Indonesia meski seandainya 'Negeri Kincir Angin' tersebut memanggilnya.
Pemain klub KRC Genk Ladies di Belgia itu mengaku memilih Indonesia karena menyukai apa pun yang berkaitan dengan Indonesia.
Baca juga : Estella Loupatty dan Noa Leatomu Masih Menyesuaikan Diri dengan Cuaca Panas Jakarta
"Saya akan pilih Indonesia jika Belanda memanggil saya karena timnas Indonesia sangat bagus. Budaya mereka baik, semua hal yang ada di sini saya suka," kata pemain belakang itu setelah selesai mengikuti latihan bersama timnas putri di Lapangan Rugby Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (26/6).
Sementara itu, Estella, yang bermain untuk AFC Vrouwen 1 Belanda, menyatakan akan tetap memilih Indonesia karena merasa, "Di sinilah tempat saya sebenarnya."
"Jika Argentina memanggil, saya akan tetap memilih Indonesia tentunya. Saya suka Indonesia. Gaya permainannya bagus. Di sinilah tempat saya sebenarnya," ucap Estella.
Baca juga : Ini Alasan Estella Loupatty dan Noa Leatomu Memilih Bergabung dengan Timnas Indonesia
Pesepak bola berdarah Belanda, Argentina, dan Indonesia itu mengaku sudah bermimpi membela bendera Merah Putih.
"Sejak kecil, saya sudah ingin bermain di Indonesia. Karena itu saya menjalin komunikasi dengan pihak-pihak di Indonesia," kata sang penyerang.
Demi menunjukkan keseriusan mereka dalam membela Indonesia, kedua pemain berdarah Ambon itu menyatakan sedang belajar Bahasa Indonesia untuk mempermudah komunikasi sehari-hari.
Baca juga : Erick Thohir Perkenalkan Dua Calon Pemain Timnas Putri dari Diaspora
Noa mengaku belajar Bahasa Indonesia dari ayahnya yang asli Indonesia, sedangkan Estella memilih menekuni Bahasa Indonesia melalui aplikasi belajar bahasa Duolingo.
"Sebenarnya ayah saya dari Indonesia, jadi saya belajar bahasa Indonesia darinya, saya sudah tahu beberapa kata di bahasa Indonesia yang dia ajarkan. Kadang-kadang saya bicara bahasa Indonesia dan mengerti beberapa kata-katanya," jelas Noa.
"Iya, saya belajar bahasa Indonesia dengan aplikasi Duolingo. Saya baru belajar kosa kata buah-buahan, saya tahu 'Jeruk'. Saya masih belajar, memang butuh waktu," timpal Estella yang mempunyai darah Indonesia dari keluarga ayahnya. (Ant/Z-1)
Rudy menilai Shalika sudah siap secara mental dan fisik untuk bermain di Eropa. Dia memuji potensi Shalika sebagai pemain bertahan yang mumpuni.
Indonesia membutuhkan lebih banyak lagi pemain yang berpengalaman tampil di kompetisi di luar negeri apabila ingin mentas di Piala Asia Putri dan lolos Piala Dunia.
Rudy Eka pun tidak ragu dengan kemampuan Shalika meski pesepak bola berusia 18 tahun itu meski sudah beberapa minggu tidak mengikuti latihan bersama rekan-rekannya di Jakarta.
"Kami, sebagai teman, sangat bangga dengan Shalika dan itu menjadi motivasi kami untuk bermain di luar negeri dan bekerja keras meraih impian."
Di Piala Asia Putri 2022, Indonesia berada di Grup B bersama Australia, Thailand, dan Filipina.
Indonesia, saat ini, masih dalam sanksi WADA yang tidak memperbolehkan adanya bendera negara, dalam hal ini Merah Putih, dalam setiap kejuaraan atau turnamen yang diikuti.
Urusan hati dan keluarga menjadi alasan dua pesepak bola keturunan, Estella Loupatty dan Noa Leatomu, bergabung dalam timnas putri Indonesia.
Estella dan Noa menjadi dua pemain keturunan yang dipanggil pelatih Satoru Mochizuki untuk mengikuti pemusatan latihan untuk laga melawan Hong Kong, 11 dan 14 Juli.
Komisi XIII DPR RI sepakat menyetujui pemberian status kewarganegaraan Indonesia tiga pemain sepak bola yakni Kevin Diks, Estella Loupatty dan Noa Leatomu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved