Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Musim Sempurna Pepe

AFP/AP/Mln/R-3
12/7/2016 06:10
Musim Sempurna Pepe
(AP/FRANK AUGSTEIN)

PEPE mungkin tidak pernah bermimpi bakal bisa mengawinkan gelar Liga Champions dengan Piala Eropa.

Di Real Madrid, keinginan untuk merebut Liga Champions bukan sesuatu yang mustahil lantaran klub raksasa Spanyol tersebut banyak diisi pemain bintang dari berbagai negara.

Akan tetapi, tidak dengan di tim nasional Portugal.

Selecao das Quinas hanya punya seorang Cristiano Ronaldo yang menjadi superstar.

Tidak mengherankan jika sejak semula mereka tidak dijagokan bakal menjadi kampiun Piala Eropa 2016.

Apalagi performa mereka juga tidak meyakinkan sejak babak penyisihan grup sampai fase knockout.

Namun, pada akhirnya Portugal berhasil membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola.

Mereka sukses mengalahkan tuan rumah Prancis yang lebih diunggulkan.

Yang lebih mengesankan buat Pepe ialah ia semula diragukan bakal bisa tampil pada laga puncak.

Namun, berkat kemauannya yang keras, arsitek Portugal Fernando Santos akhirnya nekat menyerahkan lini pertahanan timnya pada pemain bernama lengkap Kepler Laveran Lima Ferreira tersebut.

Kepercayaan Santos itu pun tidak disia-siakan Pepe.

Ia sukses menjaga benteng pertahanan Selecao dari serbuan para legiun Les Bleus sepanjang 120 menit.

Tidak berlebihan jika palang pintu berusia 33 tahun itu diganjar sebagai man of the match (pemain terbaik) pada partai puncak tersebut.

Eder boleh jadi menjadi penentu kemenangan Portugal lewat gol tunggalnya, tetapi Pepe-lah yang menjaga pertahanan timnya hingga tidak kebobolan.

"Saya tidak mengerti apa yang orang-orang maksud ketika bicara soal pemain buruk. Ketika Anda bicara soal Pepe, itu tidak masuk akal. Ia sering mengumpan dan ia rajin menjelajahi lapangan. Jadi saya pikir ia layak mendapat semua penghargaan itu," tukas Santos.

Sejatinya bukan hanya Pepe yang sukses mengawinkan gelar Liga Champions dengan Piala Eropa tahun ini, melainkan juga Ronaldo.

Keduanya kebetulan sama-sama pemain Real Madrid.

Namun, CR7 tidak bisa tampil penuh pada laga final tersebut lantaran mengalami cedera lutut ketika laga baru berlangsung 25 menit.

Meski begitu, Pepe tidak pelit untuk berbagi dengan CR7.

Ia mempersembahkan kesuksesan mereka untuk sang kapten.

"Ketika dia (Ronaldo) bilang tidak bisa melanjutkan laga, saya katakan kepada rekan-rekan bahwa kita harus menang untuk dia. Kita akan berjuang untuk dia," tegas Pepe.

Bersama dengan CR7, ia pun kini bersanding dengan beberapa pemain lain yang sukses mengawinkan gelar Liga Champions dengan Piala Eropa, yakni Luis Suarez (Inter Milan dan Spanyol) pada 1964, Hans van Breukelen, Ronald Koeman, Berry van Aerle, Gerald Vanenburg (PSV dan Belanda) pada 1988, serta Fernando Torres dan Juan Mata (Chelsea dan Spanyol) pada 2012.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya