Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
KEGAGALAN memang sesuatu yang menyakitkan.
Namun, terlalu lama berkubang dalam kesedihan bukan sesuatu yang bagus.
Sejatinya kegagalan harus menjadi pelajaran untuk melangkah lebih baik di masa depan.
Hal tersebut diungkapkan gelandang tim nasional Prancis Antoine Griezmann, kemarin.
Menurut pemain Atletico Madrid itu, saat ini semua punggawa Les Bleus dan mungkin segenap rakyat Prancis memang layak berduka setelah dikalahkan Portugal 0-1 pada final Piala Eropa 2016 di Stade de France, kemarin dini hari.
Namun, mereka harus segera bangkit karena dunia tidak menjadi kiamat lantaran kegagalan itu.
Pun masih ada tugas yang mereka lakukan di masa depan.
"Skuat ini punya masa depan cerah, tapi memang kami seharusnya menjuarai Piala Eropa 2016," cetus Griezmann yang menjadi top scorer Piala Eropa 2016 dengan mencetak enam gol.
Bagi Griezmann, kegagalan di final Piala Eropa 2016 itu menjadi kegagalan kedua beruntunnya tahun ini.
Sebelumnya, ia juga gagal di partai puncak setelah timnya, Atletico Madrid, dikalahkan Real Madrid di final Liga Champions pada Mei lalu.
Namun, sekali lagi, Griezmann tidak mau berlama-lama meratapi kegagalan tersebut.
"Tentu saja kami sangat sedih, tapi itulah sepak bola. Terkadang (kesuksesan itu) datang dan kadang pergi. Kami harus bangkit dengan lebih kuat dan siap menghadapi kualifikasi Piala Dunia 2018," ujarnya.
Hal senada dikatakan arsitek Prancis Didier Deschamps. Menurut dia, sepahit apa pun kegagalan itu, mereka harus segera bangkit dengan karakter yang lebih kuat.
"Dua tahun lalu kami melaju ke perempat final (Piala Dunia), kemarin kami maju sampai ke final. Ada kemajuan pada pemain muda. Sayangnya, kami tidak mendapat ganjaran yang sempurna pada akhirnya," tukas Deschamps yang akan habis kontraknya pada 2018 mendatang.
"Anda layak menyesal saat kalah di final, tapi Anda juga patut berbangga. Saya senang melihat persatuan rakyat Prancis dan melihat mereka bergembira," timpal gelandang Blaise Matuidi.
Bukan yang pertama
Pernyataan para punggawa Les Bleus itu memang tidak berlebihan.
Pasalnya, Prancis bukanlah negara pertama yang gagal menjadi juara saat menjadi tuan rumah.
Bahkan sejak ajang empat tahunan itu resmi digelar pada 1960 di Prancis, tercatat baru tiga negara yang sukses menjadi kampiun saat menjadi tuan rumah.
Ketiga negara itu yakni Spanyol pada 1964, Italia 1968, dan Prancis 1984.
"Kami harus realistis. Kadang dalam sepak bola juga dibutuhkan keberuntungan. Ada banyak cerita soal tuan rumah yang difavoritkan gagal menjadi juara. Anda tentu ingat istilah maracanazo saat Brasil dikalahkan Uruguay di final Piala Dunia 1950," ujar kiper Hugo Lloris.
"Kami harus melihat sisi positifnya. Saya pikir kami sudah punya tim yang bisa memulihkan citra," kata Andre-Pierre Gignac.
Prancis akan mengawali kiprah di kualifikasi Piala Dunia 2018 dengan melawat ke markas Belarus pada 6 September.
Les Bleus berada di grup A kualifikasi zona UEFA bersama Belanda, Swedia, Bulgaria, Belarus, dan Luksemburg. (AFP/AP/R-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved