Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Menanti Pogba

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
10/7/2016 03:41
Menanti Pogba
(AFP PHOTO / FRANCK FIFE)

EURO Cup 2016 menjungkirbalikkan banyak prediksi, termasuk perkiraan saya, bahwa yang bakal bertemu di final ialah Prancis melawan Jerman. Sejarah Spanyol kiranya bakal terulang, Jerman juara dunia sekaligus juara Eropa. Ternyata tak satu pun ramalan itu menjadi kenyataan. Prancis dan Jerman memang berhadap-hadapan, tapi bukan di puncak kejuaraan memperebutkan trofi, melainkan lebih awal, di semifi nal. Terjadilah final yang dipercepat. Di Marseille, sekalipun me nguasai bola, Jerman ditundukkan tuan rumah Prancis tanpa balas (0-2). Dua gol itu tercipta bermula karena kesalahan sendiri. Jerman gagal menyamai prestasi Spanyol, juara dunia dan juara Eropa. Jerman masuk kotak di semifinal, menyusul tiga negara besar dalam sepak bola, Italia, Spanyol, dan Inggris, yang sudah mampus duluan di babak penyisihan.

Bahkan, Belanda jauh hari sudah keok sebelum ke Prancis. Akibatnya, negara mana pun yang Anda unggulkan dalam semifi nal Portugal melawan Wales, pertandingan itu tidak bikin jantung kebanyakan penonton sepak bola di level dunia berdegup lebih kencang yang terbentuk karena favoritisme negara. Pertandingan itu disorot bukan pula berkaitan dengan strategi dan taktik, melainkan lebih sebagai pertunjukan dua bintang termahal klub kaya Real Madrid, Cristiano Ronaldo (Portugal) dan Gareth Bale (Wales).

Portugal menyingkirkan Wales 2-0 dengan keunggulan Ronaldo jika dibandingkan dengan Bale. CR-7 mencetak satu gol dan satu assist, sedangkan si rambut kungfu nihil. Akan tetapi, keduanya sama-sama membawa persepakbolaan negara masing-masing berkibar. Wales pertama kali bermain di putaran final Piala Eropa. Para pemainnya kebanyakan berasal dari klub divisi 2 dan 3 di benua itu. Hanya Gareth Bale dan Aaron Ramsey yang familier di mata internasional. Sayang, Ramsey tidak dapat diturunkan melawan Portugal karena akumulasi kartu kuning. Berhasil mencapai empat besar bersama Jerman, Prancis, dan Portugal jelas prestasi hebat Wales.

Portugal langganan masuk semifinal. Mereka menjadi empat besar di Piala Eropa sejak 1996, tetapi tidak pernah menjadi juara. Padahal, negara itu pernah punya generasi emas yang diwakili Luis Figo. Apakah Cristiano Ronaldo mampu melampaui rivalnya, Messi, yang gagal membawa negaranya, Argentina, menjadi juara Copa America? Sebaiknya saya tahu diri, berhenti membuat prediksi. Saya hanya tak sabar ingin menyaksikan kreativitas Paul Labile Pogba, 23, melampaui kreativitas Ronaldo, 31, yang telah di ambang senja. Masih terbayang kaki kanan Pogba menari, membuka ruang bagi kaki kirinya menendang bola ke mulut gawang Jerman.

Pogba tidak mencetak gol, tapi gol kedua Prancis, yang membuat pelatih Jerman Joachim Loew menutup wajahnya dengan 10 jemarinya, tercipta berkat kreativitas Pogba. Saya berharap tidak lama lagi gelandang yang kini tengah diincar Manchester United itu menjadi pemain termahal. (I-1



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya