Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

GRUP E JERMAN Pulihkan Status Raja Turnamen

AKMAL FAUZI
11/11/2022 05:20
GRUP E JERMAN Pulihkan Status Raja Turnamen
(AFP/THOMAS KIENZLE)

TIMNAS Jerman berambisi memulihkan status sebagai tim spesialis turnamen di Piala Dunia Qatar 2022. Kendati demikian, hasrat itu cukup berat diwujudkan saat tim berjuluk Der Panzer mengalami krisis pemain di lini depan serta menuai hasil buruk jelang berlaga di Qatar.

Supremasi tim spesialis turnamen runtuh dalam sekejap ketika timnas Jerman gagal melewati fase grup Piala Dunia 2018 di Rusia. Kekalahan dari Meksiko di laga pembuka serta
Korea Selatan pada pertandingan terakhir membuat mereka fi nis sebagai juru kunci grup. Tersingkir di fase grup bukan hanya mengecewakan, tapi juga menjadi catatan sangat buruk. Untuk pertama kali mereka kandas di babak awal Piala Dunia dalam 80 tahun.

Torehan buruk itu berlanjut di Piala Eropa 2020. Tim asuhan Joachim Loew saat itu dihentikan Inggris di babak 16 besar, yang kemudian memicu pengunduran diri sang pelatih.Padahal, sejak penampilan buruk di Piala Eropa 2004, Jerman selalu lolos ke empat besar baik di Piala Dunia maupun Piala Eropa. Termasuk menjadi jawara Piala Dunia 2014 dan runner-up Piala Eropa 2008. Pencapaian di periode 2006 hingga 2016, Jerman meraup 4 gelar Piala Dunia, 3 trofi Piala Eropa, serta 1 Piala Konfederasi.

Di bawah asuhan Hansi Flick, Jerman punya tantangan berat berlaga di Qatar saat penyerang klub RB Leipzig, Timo Werner, dipastikan tidak bisa berangkat ke Qatar karena cedera engkel. Meskipun bukan penyerang murni, Werner menjadi pilihan utama Hansi Flick untuk bersaing di Grup E bersama Spanyol, Kosta Rika, dan Jepang.

Krisis penyerang itu mengembalikan memori kejatuhan Jerman pada Piala Dunia 2018. Pelatih Joachim Loew saat itu mengandalkan Werner yang masih berusia 22 tahun. Penyerang
veteran Mario Gomez yang sudah memasuki fase akhir karier berperan sebagai pelapis. Hasilnya, Jerman hanya mencetak 2 gol sepanjang babak grup.

Krisis ujung tombak itu kembali dirasakan Flick jelang menuju Qatar. Di kompetisi terakhir yang diikuti, UEFA Nations League, Jerman hanya menang sekali dari enam laga. Sumbangan Werner dan Kai Havertz sama dengan gelandang Joshua Kimmich dan Gundogan, hanya dua gol.

“Kami harus melakukannya tanpa striker yang sangat baik dengan tingkat gol yang kuat di jersey nasional,” kata Flick.

Penyerang veteran Thomas Mueller yang berusia 33 tahun mungkin akan tampil di Qatar. Ini menjadi Piala Dunia untuk kali keempat bagi Mueller. Namun, Jerman tidak bisa terlalu berharap kepada pencetak gol terbanyak tim di Piala Dunia Brasil itu. Mueller dalam tren menurun, baru mencetak empat gol di klub dan negara dari total 20 penampilan musim ini.

Penyerang muda

Untuk menambal lubang di lini depan, penyerang muda pun menjadi pilihan. Salah satu kandidatnya ialah pemain muda Borussia Dortmund, Youssoufa Moukoko, yang sudah menjadi ujung tombak timnya di Bundesliga dan Liga Champions sejak usia 17 tahun.

Pelatih Dortmund Edin Terzic mengatakan hanya masalah waktu sebelum Moukoko menjadi bagian reguler dari timnas Jerman, mengingat pemain muda itu membuat permainan Borussia Dortmund lebih baik. Terkait dengan ketidakhadiran Werner di Qatar, Terzic mengatakan Flick memiliki keahlian dan pengalaman yang cukup untuk menilai kualitas Moukoko.

Flick juga punya alternatif lain. Salah satunya memberikan kepercayaan kepada penyerang 29 tahun asal Werder Bremen, Niclas Fuellkrug. Pemain setinggi 1,89 meter itu mungkin bisa menjadi jawaban untuk ketajaman lini depan Jerman. Dia sudah mencetak 9 gol dari 12 penampilan di Bundesliga musim ini.

“Kita dapat melihat bahwa Niclas memiliki keterampilan yang dapat memperkaya permainan kita,” kata Flick yang sudah melihat potensi sang pemain.Selebihnya, mereka bisa lebih
banyak memaksimalkan penyerang sayap yang punya kecepatan, seperti Leroy Sane dan Serge Gnabry. Jerman juga mengandalkan bantuan gelandang yang punya insting mencetak
gol, seperti Jamal Musiala dan Gundogan.

Flick menyadari bahwa Jerman selalu disorot karena prestasi di masa lalu. Namun, ia yakin anak asuhnya bisa melakukan hal yang jauh lebih baik ketimbang saat Piala Dunia di Rusia.

“Saya berharap pada akhirnya kinerja tim akan berbeda dari tahun 2018. Saya pikir mereka perlu melakukan hal itu di setiap Piala Dunia. Kami selalu diawasi dan ekspektasi di Jerman sangat tinggi,” jelasnya. (AFP/FIFA/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik