Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Pertaruhan Skuad Muda Enrique

Dhika Kusuma Winata
11/11/2022 05:10
Pertaruhan Skuad Muda Enrique
(AFP)

SPANYOL akan tampil di Qatar dengan wajah baru setelah perombakan besar-besaran yang dilakukan sang pelatih Luis Enrique. Skuad La Roja pada Piala Dunia kali ini berharap bisa menitiskan kembali darah juara yang mereka torehkan di Afrika Selatan 12 tahun lalu.

Spanyol tetap dinantikan sebagai salah satu favorit meski dihuni pasukan yang jauh lebih muda dengan wajah-wajah baru. Bahkan, mereka pada edisi kali ini bakal tanpa bintang besar.

Jika di Argentina masih ada Lionel Messi yang memimpin skuad, di Brasil ada Neymar, di Prancis ada Kylian Mbappe, dan di Inggris ada Harry Kane, di Spanyol akan banyak bergantung dengan sang pelatih yang mengorkestrasi skuad.

Dari sisa kejayaan dekade lalu, Enrique hampir pasti hanya akan membawa gelandang veteran Sergio Busquets untuk membimbing di lapangan. Nama lain seperti Sergio Ramos belum pasti masuk skuad yang akan dibawanya ke Qatar, sedangkan Gerard Pique sudah mengumumkan pensiun dari sepak bola baru-baru ini. Tak ayal, pemain-pemain muda akan menjadi ujung tombak Enrique.

Mantan pelatih Barcelona itu akan menjadi sosok paling sentral sekaligus kontroversial. Sejak menangani Spanyol pada 2019, Enrique membentuk skuad sesuai kebutuhannya dan menolak tunduk pada suara-suara populer.

Dia tak memanggil pemain yang dinilainya tidak akan cocok dengan filosofi serta strateginya dan tak peduli betapa pun kerasnya kritik yang diterima. Enrique bahkan kerap dituduh bias terhadap pemain Real Madrid karena jarang memasukkan pemain Los Blancos.

Selama menangani Spanyol, Enrique dikenal lebih mengedepankan para pemain yang dapat menyempurnakan sistem 4-3-3 favoritnya berbasis penguasaan bola. Meski pemain sedang bagus performanya di klub, tak menjadi jaminan akan dipanggil ke timnas jika tak cocok dengan skemanya.

"Ada pemain yang di klub mereka menjadi pemimpin, mereka mencetak gol, dan tim itu yang bermain untuk mereka. Sebuah tim tidak terbentuk dengan 11 pemain terbaik di liga. Anda harus melihat konteksnya dan dengan Spanyol saya menginginkan sebuah tim," ucap Enrique.

Kritik sempat menghujani Enrique lantaran penampilan Spanyol yang dinilai tidak mengesankan. Membalas kritik, Enrique membandingkan performa tim-tim top Eropa selama tiga tahun terakhir.

Ia menilai Spanyol sebagai tim paling stabil performanya selama tiga tahun belakangan meski belum meraih trofi. Enrique menyinggung pencapaian dari lolos ke semifinal Piala Eropa 2020 hingga tembus ke empat besar UEFA Nations League 2022.

Terlepas beragam kritik, Spanyol bisa meraih tiket terbang ke Qatar dalam kondisi yang jauh lebih baik ketimbang empat tahun lalu di Rusia. La Roja yang saat itu masih dihuni sebagian pemain bintangnya dipimpin pelatih Julen Lopetegui hanya mampu bertahan sampai babak 16 besar.

Lopetegui lalu dipecat dan digantikan Fenando Hierro untuk sementara waktu. Luis Enrique kemudian mengambil alih skuad Spanyol meski sempat mengundurkan diri karena putrinya menderita kanker tulang. Setelah putrinya meninggal, Enrique kembali melatih pada November 2019.

 

Kunci emas

Busquets diprediksi akan menjadi kapten tim. Meski begitu, kunci strategi Enrique sebenarnya akan berada di pundak gelandang muda Barcelona, Pedri. Pemain berusia 19 tahun itu akan menjadi jantung permainan Spanyol.

Pemenang penghargaan pemain muda terbaik alias Golden Boy 2021 itu dinilai menjadi lambang playmaker modern di masa mendatang dengan kegeniusan, kreativitas, serta visi permainan. Gayanya yang gesit di lapangan dan serbabisa digadang-gadang sebagai penerus Andres Iniesta.

Nama lain yang juga akan dinantikan untuk unjuk gigi ialah pemain muda terbaik alias Golden Boy 2022 Gavi. Pemilihan gelandang berusia 18 tahun itu ke dalam skuad Spanyol menjadi salah satu keputusan paling berani yang diambil Enrique. Gavi yang juga bermain di Barcelona mengandalkan kecepatan dan presisi seperti yang diinginkan Enrique.

"Dengan Gavi, saya merasa dia sangat tidak dikenal di sepak bola Spanyol, bahkan oleh orang-orang terdekatnya. Dia tidak hanya berlari dengan bola, dia sangat berbahaya. Dia gelandang tengah yang keluar masuk dan dia juga bisa mencetak gol. Dia berusia 18 tahun dan dia unik. Dia merupakan masa depan dan masa kini timnas," puji Enrique.

Di lini depan, Ferran Torres menjadi pencetak gol terbanyak La Roja di era kepelatihan Enrique. Pada kualifikasi, dia turut mencetak empat gol dan menjadi bagian penting lini serang Spanyol. Torres yang juga bermain untuk Barcelona juga pintar berganti peran untuk menciptakan ruang.

Di sektor pertahanan, bek Manchester City Aymeric Laporte akan menjadi tumpuan. Pemain kelahiran Prancis itu sejak memilih membela Spanyol pada Mei 2021 langsung rutin dipanggil Enrique untuk menyelesaikan masalah La Roja di lini belakang. Pada Euro 2020 lalu, Laporte tak tergantikan menjaga pertahanan Spanyol.

 

Pasang surut

Spanyol menuai kejayaan pada 2008 memenangi Piala Eropa, lalu dua tahun kemudian menjadi jawara Piala Dunia serta mempertahankan trofi Eropa mereka pada 2012.

Setelah itu, penampilan mereka surut. Pada edisi Brasil, La Roja tersingkir di fase grup, kemudian empat tahun lalu hanya sampai babak 16 besar. Berbekal talenta muda yang diharapkan bisa bersinar, Spanyol membawa keyakinan baru ke Qatar.

"Kami selalu memiliki ekspektasi yang tinggi karena suporter Spanyol selalu mengharapkan kami menjadi yang terbaik dan memang begitulah seharusnya. Kami pernah memiliki massa yang sangat bagus ketika kami memenangi dua Piala Eropa dan Piala Dunia kemudian kami kecewa beberapa kali. Namun, saya rasa kami telah memberi harapan lagi sekarang," kata Busquets. (AFP/FIFA/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya