Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Jepang Ingin Ubah Tragedi Doha Jadi Kegembiraan Doha

Dhika Kusuma Winata
01/11/2022 22:06
Jepang Ingin Ubah Tragedi Doha Jadi Kegembiraan Doha
Pelatih Timnas Jepang Hajime Moriyasu(AFP/Richard A. Brooks )

PERJUANGAN berat harus dilalui Jepang di Piala Dunia 2022. Di babak penyisihan, pasukan Samurai Biru sudah harus menghadapi tim-tim besar.

Bergabung di Grup E, Jepang akan bersaing dengan Jerman, Spanyol, serta Kosta Rika. Di atas kertas, Jerman dan Spanyol adalah tim yang paling berpeluang lolos ke babak 16 besar dari Grup E.

Namun, hal itu sama sekali tidak membuat Jepang kecil hati. Skuad Samurai Biru tetap berani memupuk impian untuk mencapai perempat final pertama kalinya.

Sejak debut pada edisi 1998, Jepang pertama kali tembus ke fase 16 besar ketika menjadi tuan rumah bersama Korea Selatan 20 tahun lalu. Pada edisi 2010 mereka kembali tembus ke 16 besar dan mengulanginya empat tahun lalu di Rusia.

Sang pelatih Hajime Moriyasu menyebut ambisi Samurai Biru kali ini tak akan mudah karena lawan yang dihadapi jauh lebih kuat dan berstatus favorit juara. Meski begitu, Jepang bertekad membuat kejutan lolos dari grup neraka demi target ke perempat final.

"Ini bukan target yang mudah tapi jika pendukung kami semua ada di belakang kami, saya yakin kami bisa mencapainya," ucap Moriyasu.

Bagi publik sepak bola Negeri Matahari Terbit, Qatar turut menyimpan trauma kegagalan masa lalu. Pada edisi 1994 mereka nyaris lolos ke putaran final di Amerika Serikat namun gagal setelah pada laga kualifikasi pamungkas di Doha ditahan imbang Irak.

Gol di menit akhir Irak membuyarkan mimpi Jepang dan kegagalan itu membekas sebagai 'Tragedi Doha'. Kala itu, Moriyasu juga menjadi bagian skuad Jepang sebagai pemain.

"Doha adalah tempat di mana impian Piala Dunia kami gagal dan itu adalah tempat frustrasi dan kesedihan bagi saya. Tetapi saya tidak berpikir tentang balas dendam," ucap Moriyasu.

"(Sekarang) kami memiliki pemain dan pendukung yang hebat dan saya tak sabar untuk membawa mereka ke Piala Dunia di Qatar. Pengalaman saya memang menyedihkan tetapi saya ingin menggunakan waktu yang tersisa untuk memastikan kami mengubah Tragedi Doha menjadi kegembiraan di Doha," tambahnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya