Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TIM Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menyelisik soal penggunaan gas air mata yang ditengarai kedaluwarsa ketika pengendalian penonton di Stadion Kanjuruhan. TGIPF pun memeriksa selongsong gas air mata yang digunakan polisi.
"Kalau itu kedaluwarsa itu adalah pelanggaran. Tentu itu adalah penyimpangan," kata anggota TGIPF Rhenald Kasali di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (10/10).
Rhenald mengatakan ketika tim ke Malang, korban yang terpapar gas air mata mengalami mata yang memerah bahkan menurut keterangan dokter membutuhkan waktu hingga satu bulan untuk pulih.
"Salah satu kecurigaan kami adalah kedaluwarsa dan itu sudah dibawa ke laboratorium semuanya diperiksa," ucapnya.
Baca juga: TGIPF Curiga Ada yang Paksakan Pertandingan Malam Hari
Rhenald menyatakan penggunaan instrumen pengendalian massa sejatinya tak boleh berdampak fatal. Dari informasi yang dikumpulkan TGIPF, imbuhnya, panpel mengatakan sudah menyampaikan ketentuan FIFA soal larangan gas air mata namun tetap terjadi.
"Ingat kepolisian itu sekarang bukan military police tapi civilian police. Maka polisi itu di tangan kanannya adalah kitab HAM jadi bukan (menggunakan) senjata untuk mematikan tapi melumpuhkan supaya tidak menimbulkan agresifitas. Yang terjadi adalah justru mematikan jadi ini tentu harus diperbaiki," ungkapnya.(OL-4)
SETIDAKNYA 127 orang meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya.
Hal ini menggambarkan masih kurangnya kesiapan panitia penyelenggara mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi pada laga panas seperti Arema vs Persebaya ataupun laga lain
Akmal mengatakan Indonesia bisa terkena sanksi dari FIFA atas insiden di Kanjuruhan termasuk soal status tuan rumah Piala Dunia U-20 yang akan digelar tahun depan
INDONESIA berduka, sepakbola Indonesia terluka. Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) yang menewaskan (data sementara) 129 orang
YLBHI menduga penggunaan kekuatan yang berlebihan melalui penggunaan gas air mata dan tidak sesuai prosedur menjadi penyebab banyaknya korban jiwa yang berjatuhan di Stadion Kanjuruhan
"Terkait dengan kasus yang di Malang saat ini Mabes Polri menurunkan Tim DVI ke Malang untuk berkoordinasi dengan Tim DVI Polda Jatim dan rumah sakit setempat,"
Gas air mata yang sudah expired, justru kadarnya berkurang secara kimia, kemudian kemampuan gas air mata ini juga menurun.
Para pesepak bola dan mereka pun turut mengeluhkan jadwal malam. Rhenald menduga akan pihak kuat tertentu yang punya andil dalam penentuan jadwal tersebut.
Tjandra menyampaikan semua sepakat bahwa merokok membahayakan kesehatan.
Keterangan dua institusi yang bertanggung jawab atas tragedi yang menewaskan 131 orang itu penting untuk jadi bahan evaluasi kompetisi sepak bola Tanah Air.
Ahmad pun memprediksi liga-liga di Indonesia akan rehat lebih dari dua minggu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved