Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Ini Kronologi Tragedi Kanjuruhan Menurut Polisi

Mesakh Ananta Dachi
02/10/2022 11:29
Ini Kronologi Tragedi Kanjuruhan Menurut Polisi
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1(ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

LAGA yang mempertemukan antara Arema dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10), berakhir ricuh. Kekalahan Arema Malang dengan skor 2-3 memicu aksi suporter masuk ke dalam lapangan. Aksi ini lantas dibalas dengan tindakan pengamanan polisi yang terpaksa mengeluarkan gas air mata. 

Padahal, penggunaan gas air mata dilarang oleh Persatuan Sepak Bola Internasional (FIFA)

Data terbaru dari Kepolisian Jawa Timur melaporkan terdapat 130 orang meninggal dunia, 34 di antaranya meninggal di area stadion. Kini, 180 orang masih dirawat di Rumah Sakit sekitar.

Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta kepada Kapolri Jenderal Listyo SIgit Prabowo menyampaikan kronologi kejadian perkara, sebagai berikut:

Pada pukul 21.58, pascapertandingan, para pemain dan staf dari Persebaya Surabaya masuk ke dalam kamar ganti sembari dilempari dengan botol air mineral oleh para pendukung Arema dari tribun.

Setelah itu, pada pukul 22.00, giliran para pemain Arema FC yang bergegas untuk masuk menuju kamar ganti. Di saat bersamaan, suporter Arema memaksa masuk ke lapangan dan menyerang pemain serta staf Arema. Petugas keamanan pun langsung membawa serta melindungi pemain dan staf.

Karena jumlah pendukung yang masuk ke dalam stadion semakin banyak, dan berdasarkan laporan bertindak secara agresif kepada para petugas keamanan, lalu diambil tindakan untuk menembakkan gas air mata ke arah suporter dan ke arah tribun penonton.

Baca juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang: Negara Harus Bertanggung Jawab

Setelah tembakan gas air mata tersebut, para suporter berbondong-bondong keluar melalui pintu yang sama. Insiden himpit-himpitan ini juga yang disinyalir menjadi penyebab utama kematian dalam tragedi Kanjuruhan tersebut.

Lalu, pada pukul 22.30, aksi massa yang semakin besar di luar stadion memaksa para pemain dan staf Persebaya dipindahkan menggunakan rantis dan pengawalan. Namun, laporan polisi menyebut, suporter Arema menaruh pagar besi pembatas di jalur sebelum pintu keluar stadion. Dalam situasi tersebut, para pendukung Aremania juga merusak 2 unit Mobil Patwal Satlantas dan membakar 1 unit Truk Brimob dan 2 unit Mobil di pintu masuk depan Stadion Kanjuruhan.

Bentrokan di luar stadion juga tidak dapat dihindari, gas air mata juga ditembakkan pada saat itu. Korban dari pihak keamanan dan suporter dibawa ke Rumah Sakit di wilayah Kepanjen antara lain RS Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Hasta Husada dan RS lain dengan menggunakan kendaraan ambulance, truk Polres Malang, truk Yon Zipur 5 Kepanjen, truk Kodim dan kendaraan lainnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya