Dengan atau tanpa PSSI, Kompetisi Harus Tetap Jalan
Ferdinand
21/4/2015 00:00
(ANTARA/Zabur Karuru)
PEMBEKUAN Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga dikhawatirkan akan mengganggu semua agenda sepak bola di Tanah Air, termasuk kompetisi Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama.
Itu sebabnya sejumlah pihak berharap, ada atau tidaknya PSSI, kompetisi tetap berjalan seperti biasanya. Bagaima-nana pun kompetisi merupakan ajang bagi para pemain dan klub-klub untuk mengasah kemampuan.
Selain itu, banyak pihak yang terkait dengan kompetisi, seperti sponsor, hak siar, dan kontrak pemain.
"Kompetisi harus tetap dijalankan. Untuk sementara bisa ditangani oleh tim yang ditunjuk Menpora atau oleh KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)," tegas mantan anggota Komite Normalisasi PSSI, FX Hadi Rudyatmo, di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, kemarin.
Rudy menambahkan, selain melanjutkan kompetisi, Menpora juga perlu segera melakukan koordinasi dengan FIFA. Menpora harus menjelaskan kondisi yang sedang terjadi pada persepakbolaan Indonesia saat ini guna menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Ketua PSSI cabang Surakarta periode 2006-2011 itu juga meminta pengurus PSSI untuk mematuhi aturan yang diterapkan pemerintah sebab sampai saat ini operasional organisasi tersebut masih menggunakan uang negara.
"PSSI tidak boleh egois dalam menentukan sikap dan aturan, semua harus dikonsultasikan dengan pemerintah," katanya.
Oleh karena itu, Rudy menilai langkah PSSI menggelar kongres luar biasa pada Sabtu lalu kurang tepat. Hal itu hanya buang-buang energi dan juga tidak akan membuahkan hasil yang maksimal.
"Saran saya lebih baik PSSI dan Menpora segera duduk bersama dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi. PSSI juga tidak boleh ngotot, jangan hanya mengikuti aturan FIFA, aturan negara juga harus ditaati," tegasnya.
Kontras dengan Rudy, pe-ngurus PSSI cabang Surakarta, Paulus Haryoto mengaku kecewa dengan tindakan Menpora. Menurutnya, hal itu akan menimbulkan dampak yang cukup besar bagi perkembangan persepakbolaan Indonesia.
"Korbannya ialah tim-tim yang saat ini melakukan kompetisi, baik di ISL maupun tim yang berkompetisi di tingkat bawah," katanya.
Persebaya menggugat Persebaya Surabaya bakal menggugat empat lembaga sekaligus terkait dengan kekis-ruhan sepak bola yang terjadi saat ini. Keempat lembaga itu ialah Kemenpora, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), PSSI, dan PT Liga Indonesia (LI).
"Kami akan tuntut PSSI untuk terus menjalankan. Kalau PSSI dan PT Liga Indonesia tidak menjalankan, saya tuntut mereka," tegas CEO Persebaya, Gede Widiade, di Surabaya.
Untuk Kemenpora dan BOPI, gugatan dilayangkan lantaran kedua lembaga tersebut yang membekukan PSSI. Keduanya juga telah mengebiri hak Persebaya untuk ikut ISL.
"Atasan kami FIFA, PSSI, dan KONI. KONI saja meresmikan Kongres PSSI," katanya.
Pada Persebaya, lanjut dia, tidak ada yang melanggar ketentuan hukum di Indonesia. Verifikasi BOPI di Bogor sudah seluruhnya dipenuhi. (FL/R-4)
Di antara deretan film horor yang telah rilis, Ari Irham dan Christian Sugiono menegaskan bahwa film ini mengangkat tema yang lebih kultural dan mengakar.