Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Penuntasan Laga yang Tertunda

LINA HERLINA
06/8/2019 07:40
Penuntasan Laga yang Tertunda
Darije Kalezic Pelatih PSM(Antara)

PERSIJA Jakarta hanya butuh hasil imbang untuk menjadi juara. Sebaliknya PSM Makassar harus menang dengan selisih minimal dua gol agar bisa mengangkat trofi juara di kandang sendiri.

KALAH 0-1 di leg pertama tidak membuat PSM Makassar kehilangan keyakinan menjadi yang terbaik di Piala Indonesia 2018/2019. Juku Eja, julukan PSM, yakin akan mengangkat trofi juara seusai laga leg kedua di Stadion Andi Mattalatta, Mattoanging, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel)hari ini.

Untuk juara, PSM butuh kemenangan dengan selisih dua gol. Bermain di depan pendukung sendiri, PSM optimistis bisa meraih kemenangan yang dibutuhkan tersebut.

“Kita sudah tidak sabar lagi memainkan pertandingan final kedua Piala Indonesia. Seperti yang saya ucapkan sebelumnya, saya sangat bangga kepada pemain. Mereka membuat situasi ini terjadi sejak periode awal musim agar bisa membawa trofi,” tegas pelatih PSM Darije Kalezic, Senin (5/8).

Keyakinan yang sama diungkapkan Wiljan Pluim. Gelandang serang PSM asal Belanda tersebut mengaku tidak sabar tampil di laga tunda ini. 

“Kita sudah siap dan menyiapkan diri untuk pertandingan besok (hari ini). Ini kesempatan saya memberi gelar perdana untuk PSM setelah tiga tahun bergabung,” ungkapnya.

Keyakinan serupa juga diungkapkan kubu Persija. Walaupun harus melakoni laga di kandang lawan, pelatih Persija Julio Banuelos mengatakan timnya akan memberikan yang terbaik. “Ini laga final dan pemain tahu ini pertandingan penting. Mereka siap memberikan yang terbaik,” ungkapnya.

Gelandang Persija Sandi Sute menegaskan trofi Piala ­Presiden 2018/2019 menjadi target ‘Macan Kemayoran’. 

“Di sini tujuan kami datang hanya satu, yaitu untuk meng-ukir sejarah di Persija. Kami ingin juara di sini,” tambah Sandi.

Selain itu, Sandi Sute juga mengatakan dia tak memikirkan mengenai tekanan akibat peristiwa sebelumnya. Dia menambahkan bahwa dia tetap siap untuk bertanding apa pun hasilnya kelak.

“Di semua pertandingan tekanannya sama. Itu semua tergantung pemain masing-masing. Seperti kata pelatih, kami selalu siap,” lanjutnya.

Dikawal barakuda
Di sisi lain, pengawalan ketat didapat Persija setibanya di Makassar. Untuk menghindari segala kemungkinan buruk, pihak keamanan langsung melakukan pengawalan ketat sejak Ismaed Sofyan dan kawan-kawan tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Ketatnya pengamanan terlihat dengan dikerahkannya empat kendaraan taktis barakuda Brimob Polda Sulsel dan puluhan personel Polri dibantu TNI bersenjata lengkap di sekitar bandara. Bus yang membawa rombongan Persija dikawal dalam perjalanan dari bandara ke hotel.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Dicky Sondani menjelaskan tim dan ofisial Persija akan dikawal 50 polisi bersenjata lengkap selama di Makassar.  “Kami juga menyiapkan 5.000 personel gabungan TNI-Polri untuk pengamanan ­secara keseluruhan,” ungkap Dicky.

Pengamanan ketat dilakukan, jelas Dicky, untuk memastikan tidak ada lagi alasan tim Persija untuk menunda lagi pertandingan karena masalah keamanan. “Kami menjamin keamanan semua tim dan ofisial ­Persija yang ada di Makassar. Ini pertaruhan nama Polri. Kita bahkan di-back-up TNI,” tukas Dicky.

Persija sebelumnya enggan tampil dalam laga yang dijadwalkan berlangsung pada 28 Juli itu. Serangan oknum pendukung PSM terhadap bus tim membuat Persija memutuskan tidak tampil di lapangan dan kembali ke Jakarta. (Des/R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya