Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
TUDINGAN megabintang Barcelona asal Argentina Lionel Messi terbukti. Tuan rumah Brasil memenangi Copa America 2019 dengan mengalahkan Peru 3-1 pada laga pamungkas di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, kemarin.
Hanya saja, arsitek Selecao--sebut-an Brasil--Tite tidak sepakat dengan Messi yang menyebutkan bahwa tim tuan rumah selalu diuntungkan keputusan wasit. Pelatih bernama lengkap Adenor Leonardo Bacchi itu menyatakan Brasil tidak selalu diuntungkan keputusan wasit.
Brasil, lanjut Tite, juara karena kerja keras. Brasil juga mendapatkan keputusan wasit yang menguntungkan tim lawan. "Dia harus menunjukkan rasa hormat, dia harus bisa mengerti dan menerima ketika dia kalah," tandas Tite.
Seperti diketahui, Brasil menyisihkan Argentina 2-0 di semifinal. Laga itu dianggap kontroversial oleh Messi karena Argentina tidak mendapatkan dua kesempatan penalti. Tudingan itu pun bisa membuat CONMEBOL mengganjar La Pulga larangan main hingga dua tahun.
Menurut Tite, skuad asuhannya mampu menghadapi segala tekanan, seperti juga saat tampil di Piala Dunia. Tekanan itu dihadapi dengan penuh kehati-hatian.
"Messi menghadapi tekanan yang sangat berat. Itu karena dia adalah pemain dengan nama besar. Setiap orang punya masalah, dan Anda harus bersandar pada rasa hormat," tegas Tite, pelatih berusia 58 tahun.
Tite juga memberi contoh bahwa tudingan Messi tidak sepenuhnya benar. Itu saat Brasil mendapat hukuman penalti karena Thiago Silva dianggap wasit Roberto Tobar (Cile) menyentuh bola di kotak terlarang. Padahal Tite menganggap itu bukan penalti.
Penalti di menit ke-44 itu dituntaskan Paolo Guerrero untuk membuat Peru menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Untuk kali pertama gawang Brasil yang ditukangi Alisson Becker kebobolan. Brasil sebelumnya unggul melalui aksi Everton di menit ke-15. "Hari ini, itu bukan penalti. Anda harus hati-hati serta menunjukkan rasa hormat. Kami hormat kepada orang lain," tandas Tite yang sepanjang menukangi Brasil baru merasakan dua kali kalah.
Kartu merah Jesus
Setelah kebobolan, Brasil bangkit dengan gol Gabriel Jesus di akhir babak pertama. Gabriel Jesus membuat drama dengan menerima kartu kuning kedua, membuatnya terpaksa keluar lapangan dengan berang sembari menendang botol minum serta mendorong peralatan VAR.
Kendati tampil dengan 10 pemain sejak menit ke-70, 'tim Kuning Biru' tetap mempertahankan keunggulan. Bahkan kemudian memperbesar keunggulan melalui penalti pemain pengganti Richarlison di penghujung laga. Brasil pun menguasai trofi ke-9 di ajang Copa America, juga mampu juara di kandang sendiri setelah di 2014 gagal juara saat menggelar ajang akbar Piala Dunia.
Pelatih Peru, Ricardo Gareca, yang berasal dari Argentina, setuju dengan apa yang dikatakan Tite. "Messi bebas mengungkapkan pendapat, tetapi bukan berarti saya setuju dengan apa yang dia katakan," tandas Gareca.
Kekalahan itu tak membuat Peru berkecil hati. Gareca sebagai pelatih menganggap pencapaian itu sudah sangat bagus, terutama perlawanan Peru setelah di penyisihan sempat dihajar lima gol tanpa balas oleh Brasil. (AFP/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved