Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Inggris Bersiap Kawinkan Gelar Eropa

Cahya Mulyana
11/5/2019 04:20
Inggris Bersiap Kawinkan Gelar Eropa
Para pemain Tottenham merayakan kemenangan mereka di akhir pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions UEFA(Adrian DENNIS / AFP)

INGGRIS sepertinya boleh menepuk dada musim ini. Betapa tidak? Dari empat finalis di dua kompetisi antarklub Eropa, kesemuanya diisi oleh klub-klub asal ‘Negeri Ratu Elizabeth’ itu.

Setelah Liverpool dan Tottenham Hotspur berjaya di Liga Champions dengan melaju ke final secara dramatis, kemarin dini hari giliran Arsenal dan Chelsea yang menyegel tiket ke Liga Europa setelah mengalahkan lawan masing-masing.  

Arsenal melaju ke partai puncak setelah menggusur wakil Spanyol Valencia 3-2 pada leg II semifinal Liga Europa di Stadion Mestalla. Dengan demikian, the Gunners menang agregat 7-3.

Kontras dengan Arsenal, perjuang­an tim asal London, Inggris, lainnya, Chelsea, berlangsung lebih dramatis. The Blues bahkan harus melalui adu penalti sebelum menyingkirkan wakil Jerman tersebut.

Saat menjamu Eintracht Frankfurt di Stamford Bridge, perjuangan the Blues semula diprediksi bakal mulus. Apalagi mereka berbekal hasil 1-1 dari hasil leg I.

Namun, faktanya tim Maurizio Sarri benar-benar dibuat kesulitan oleh tim tamu. Mereka bahkan tidak mampu lagi membobol gawang lawan meski laga sudah diperpanjang 2 x 15 menit. Alhasil, pertandingan pun harus ditentukan dengan tendangan dari jarak 12 meter. Saat itulah dewi fortuna lebih memihak Chelsea sehingga menang 4-3.

Dengan kesuksesan Arsenal dan Chelsea tersebut, dominasi klub-klub Spanyol di Eropa pun terhenti sebab sejak 2014, tim-tim ‘Negeri Matador’ selalu menjadi juara di Liga Champions, Liga Europa, Piala Super Eropa, dan juga Piala Dunia Antarklub.

Pengecualian di Liga Europa 2017 saat Manchester United menjadi juara. Kali terakhir klub Spanyol gagal ke final Liga Champions/Liga Europa di musim 2012/2013. Saat itu Bayern Muenchen juara Liga Champions dan Chelsea juara Liga Europa.

“Kami punya para penyerang yang sangat bagus. Saya bangga dengan mereka dan yang membuat saya lebih bangga lagi karena mereka mau berkontribusi dalam pertahanan. Kami membutuhkan itu hari ini,” cetus arsitek Arsenal Unai Emery.

“Ketika mereka memberikan komitmen seperti itu, berkontribusi dalam fase bertahan, ini luar biasa,” lanjut mantan pelatih Paris Saint-Germain itu.

Puji lawan
Hal senada dilontarkan arsitek Chelsea, Maurizio Sarri. Menurut arsitek asal Italia itu, para pemainnya harus benar-benar mengerahkan energi terakhir untuk memenangi lagi. Secara tulus, ia juga memuji kekuatan pertahanan dan kecerdik­an lini depan Eintracht Frankfurt.

“Kami memainkan babak pertama yang sangat bagus. Kemudian di bagian pertama dari babak kedua, kami mendapat masalah. Kami pasif dalam fase pertahanan, jadi kami kebobolan,” ujar Sarri.

Menurut dia, waktu normal saja sudah mengurus tenaga, terlebih memasuki babak tambahan. Maka dari itu, selama 30 menit terakhir pasukannya terlihat jelas keingin­an dan mentalitasnya tak bisa diimbangi­ oleh kecepatan maupun serangan yang membahayakan untuk lawan yang sangat tangguh itu.

“Di perpanjangan waktu kami benar-benar lelah. Setelah 60 pertandingan bermain 120 menit itu benar-benar sangat sulit. Kami tidak siap dengan adu penalti,” ujarnya.

“Sekarang kami perlu istirahat. Kami punya 10 hari untuk mempersiapkan final,” pungkas Sarri. (AFP/BBC/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya