Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
AC Milan harus mengubur mimpi merengkuh trofi Liga Europa musim ini. Perjalanan Rossoneri--julukan AC Milan--terhenti pada fase penyisihan grup setelah kalah memalukan dari Olympiakos Piraeus 1-3 pada laga terakhir yang berlangsung di Stadion Georgios Karaiskaki, Jumat (14/12) dini hari WIB.
Dengan kekalahan itu, Rossoneri harus berakhir di posisi tiga klasemen Grup F dengan mengumpulkan 10 poin dari enam pertandingan, sama dengan poin yang dikumpulkan Olympiakos. Namun, tim asal Yunani tersebut unggul dalam selisih gol sehingga berhak menduduki posisi runner up klasemen dan melaju ke babak 32 besar Liga Europa 2018/2019.
Bermain di kandang Olympiakos, Milan memang tampak kesulitan dalam mengembangkan strategi permainan mereka. Skuat asuhan Gennaro Gattuso hanya menguasai bola sebanyak 48% dibandingkan tuan rumah.
Bahkan, satu-satunya gol yang mampu diciptakan Rossoneri adalah gol balasan yang dilesakkan Christian Zapata pada menit 71. Itu pun setelah Milan tertinggal dua gol lebih dulu melalui Pepe Abou Clisse (60') dan Zapata yang mencetak gol bunuh diri pada menit 69.
Tertinggal 1-2 sejatinya masih berpeluang mengantarkan Rossoneri ke babak 32 besar. Sayangnya, mimpi buruk hadir pada menit 81 ketika Olympiakos mendapat hadiah penalti karena Ignazio Abate dianggap melanggar bek Vasilis Torosidis di titik terlarang.
Baca juga: Kalah dari Olympiakos, AC Milan Tersingkir dari Liga Europa
Kostas Fortounis yang bertindak sebagai eksekutor mampu menjalankan tugas dengan baik dan menambah keunggulan bagi Erythrolefki--julukan Olympiakos. Milan tidak mampu menambah pundi-pundi gol sampai pluit panjang wasit dibunyikan sehingga misi Liga Europa pun berakhir dengan skor 1-3.
Gattuso sangat kecewa dengan kegagalan timnya kali ini. Menurut Gattuso, Milan tampil buruk dengan banyak membuang peluang dan melakukan kesalahan sendiri. Ia pun menganggap, timnya layak tersingkir dari Liga Europa.
"Ada banyak kekecewaan, kami sebetulnya sanggup memegang kendali permainan, tetapi ketika Anda menciptakan delapan peluang mencetak gol di stadion seperti ini dan kemudian berantakan karena hal-hal yang salah, tentu saja Abda layak tersingkir. Kami telah menunjukkan bahwa kami masih belum cukup baik mendapatkan hasil yang diinginkan ketika kami memiliki kesempatan," ujar Gattuso.
"Kami tidak boleh membiarkan lawan masuk ke dalam permainan dan saya pikir saat itu terjadi, kurangnya pengalaman masih menjadi masalah utama bagi kami. Hakan Calhanoglu dan Samu Castillejo juga sudah mencoba masuk ke arena penalti beberapa kali, tetapi mereka tak memiliki keteguhan hati," lanjutnya.
Sebaliknya, hasil buruk Rossoneri justru menguntungkan bagi Real Betis yang bermain imbang tanpa gol melawan F91 Dudelange. Poin tunggal yang Betis dapatkan sanggup meloloskan mereka ke babak 32 besar dengan status juara grup F usai mengumpulkan 12 poin. (football-italia/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved