Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Dilema Southgate Menghadapi Kroasia

Agus Triwibowo, Laporan dari Rusia
11/7/2018 07:49
Dilema Southgate Menghadapi Kroasia
(AFP/YURI CORTEZ)

PADA semifinal di Stadion Luzh­niki, Moskow, Rusia, dini hari nanti, Kroasia bakal menikmati keunggulan di lini tengah atas Inggris. Dilema pun dialami Gareth Southgate sebagai pelatih the Three Lions.

Selama ini, Southgate mempertahankan formasi agresif dengan hanya mendudukkan Jordan Henderson sebagai gelandang bertahan. Pertanyaannya kini, mampukah Henderson seorang diri membendung­ duo gelandang berbahaya Kroasia, Luka Modric dan Ivan Rakitic?

Vatreni, julukan Kroasia, memiliki daya gedor yang lebih masif dan tajam sehingga Henderson mungkin membutuhkan kolega yang juga bertipe bertahan, Eric Dier, untuk mendampingi. Konsekuensinya, Southgate bakal mengorbankan salah satu dari kekuatan serang.

Kapten Harry Kane yang menjadi top scorer sementara dengan enam gol tetap menjadi tumpuan. Kritik terhadap Raheem Sterling yang belum mencetak gol tidak juga membuat Southgate menyisihkan striker Manchester City itu. “Dia memang tidak mencetak gol, tetapi sangat dibutuhkan tim ini,” jelasnya, kemarin.

Inggris tak boleh main-main. Kroasia yang ditukangi Zlatko Dalic belum terkalahkan. Mereka tampil gemilang, termasuk melibas Argentina di penyisih­an grup dengan skor telak 3-0.

Permainan yang tenang tetapi menghanyutkan menjadi pilihan Dalic. Itu pun diakui bomber Kroasia, Mario Mandzukic. “Kami tidak pernah melihat dia serius atau marah. Kami mengikuti dia. Dia membawa ketenangan kepada kami dan itu kunci sukses kami.”

Mengenai ketajaman Harry Kane, Mandzukic menyadari itu. Namun, Kroasia punya orang yang begitu mengenal gaya serta permainan bomber Tottenham Hotspur itu, yakni bek Liverpool, Dejan Lovren. “Sangat berat untuk bisa meng­hentikannya, tetapi Lovren sangat menge­nal dia di Liga Primer,” ucapnya.

Dalam sejarahnya, kedua tim bentrok 7 kali dan Inggris 4 kali ung­gul berbanding Krosia yang 2 kali menang. Kali ini, Inggris juga lebih bugar setelah menang adu penalti atas Kolombia di 16 besar, mereka mengalahkan Swedia 2-0 dalam waktu normal.

Sebaliknya, Kroasia menguras stamina dengan bermain 120 menit sebelum menang adu penalti atas Denmark dan Rusia. (X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya