Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tite tidak Pusingkan Masa Depan

Rul
08/7/2018 12:09
Tite tidak Pusingkan Masa Depan
(AFP/BENJAMIN CREMEL)

EMPAT tahun pascakekalahan memalukan 1-7 di semifinal Piala Dunia 2014 di kandang sendiri saat melawan Jerman, Brasil kembali harus menanggung malu. Sang arsitek, Tite, mendapat pukulan telak atas kekalahan Selecao dari Belgia di perempat final Piala Dunia 2018, kemarin dini hari.

Neymar dan kawan-kawan harus angkat koper setelah dipecundangi 'Setan Merah' 1-2. Kekalahan itu sekaligus menohok Tite yang justru memberikan hasil lebih buruk bagi Brasil ketimbang Piala Dunia sebelumnya.

Di bawah asuhan Tite, Brasil sejatinya tampil nyaris sempurna. Sebelum akhirnya tumbang di tangan Belgia, Brasil belum tersentuh kekalahan dalam 15 pertandingan terakhir.

Status sebagai juara Grup E dengan tujuh poin serta kemenangan 2-0 atas Meksiko di babak 16 besar seharusnya menjadi modal apik bagi Brasil untuk melenggang sejauh mungkin. Tite pun membuka harapan bagi masyarakat Brasil untuk mengakhiri puasa gelar dalam tiga edisi Piala Dunia berturut-turut.

Namun, apa daya, ketika mereka menghadapi Belgia, strategi racikan Tite tak mampu meredam serangan trio bintang the Red Devil yang mengandalkan Kevin de Bruyne, Romelu Lukaku, dan Eden Hazard. Tite pun mengakui, kekalahan pasukannya kali ini ialah kenyataan teramat pahit yang harus ditelan.

Kondisi tersebut memunculkan pula perdebatan mengenai nasib Tite selanjutnya di tim 'Samba'. Namun, pelatih 57 tahun bernama lengkap Adenor Leonardo Bacchi itu tak ambil pusing apakah tetap dipercaya sebagai pelatih Brasil atau sebaliknya, dipecat.

"Saya tidak akan berbicara tentang masa depan. Saya juga tidak akan memikirkan tentang masa depan. Saya akan melakukan penilaian secara umum dari pertandingan dan kampanye kami, tetapi saya tidak akan membuat komentar secara individu," tandas Tite menjawab pertanyaan jurnalis.

"Ini tidak terlalu human dan kita juga harus melihat konteks secara global. Kami memainkan pertandingan dengan memiliki banyak penguasaan bola, banyak peluang. Namun, secara efektivitas, Belgia justru yang berhasil mengubah peluang menjadi gol. Pastinya mereka tidak lebih unggul daripada kami di lapangan, tetapi mereka lebih efisien," cetus Tite yang menjadi pelatih Brasil sejak Juni 2016.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya